Artikel Populer
Jum'at, 01 Juli 2022
Dari Human Doing menjadi Human BeingJum'at, 26 Agustus 2022
Ojo DibandingkeJum'at, 15 Juli 2022
Ehipassiko Leadership – Sebuah Praktek Sederhana Dalam KeseharianMENGHARGAI ORANG LAIN (Pelajaran dari Ratu Elizabeth II)
U.P. Henry Gunawan Chandra, SE
Jum'at, 16 September 2022
MBI
Ada banyak cerita tentang sosok Elisaberth II, tapi pada kesempatan ini, saya ingin membagikan satu pelajaran berharga yang pernah saya baca. Ceritanya mengenai pesta jamuan makan. Sekitar tahun 1970an, Beliau mengundang seorang raja dari benua afrika, saya lupa persis negaranya, berkunjung ke Inggris. Dan tentunya, seperti layaknya tamu kehormatan pada umumnya, Ratu Elizaberth II juga mengundang raja tersebut ke pesta jamuan makan malam, untuk dikenalkan dengan semua pejabat penting di Inggris pada waktu itu.
Ada kejadian menarik dalam jamuan makan itu. Si Raja dari Afrika, yang saya juga lupa namanya, dikarenakan ketidaktahuannya, di saat perjamuan itu berlangsung, meminum air dari sebuah cawan, yang memang indah dan jernih airnya, yang ternyata adalah cawan untuk mencuci tangan, atau kita kenal dengan istilah kobokan.
Tindakan raja ini sempat mengagetkan seisi ruangan, awalnya semua diam, walaupun kemudian mulailah terdengar kasak-kusuk, dan suara orang-orang yang mentertawakan kebodohan Raja Afrika ini. Dalam benak mereka mungkin muncul pikiran, betapa terbelakangnya perabadan di Afrika, sampai meminum air dari kobokan, yang seharusnya dipergunakan untuk mencuci tangan.
Tetapi peristiwa selanjutnya jauh lebih menarik. Dalam suasana yang riuh rendah itu, Ratu Elizabeth II mengangkat cawan yang sama ke atas, seperti hendak bersulang, dan sontak diikuti oleh semua yang ada di ruangan itu, semua mengangkat cawan yang sama ke atas. Lalu Ratu meminum air di cawan itu seteguk, yang mau tidak mau juga diikuti oleh semua yang hadir di ruangan itu. Mereka semua terpaksa harus juga meminum air dari cawan kobokan yang ada. Lalu Ratu tersenyum kepada tamu undangannya itu, dan Raja pun membalas dengan anggukan, seraya berterimakasih.
Bisakah teman-teman membayangkan peristiwa yang terjadi saat itu? Bagaimana suasana di pesta itu setelah semua meminum air dari cawan kobokan itu? Masih adakah suara tawa mencemooh seperti sebelumnya? Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari sikap Ratu yang sangat luarbiasa ini? Bagi saya pribadi, ini adalah pembelajaran sebuah sikap kerendah-hatian seorang Ratu yang paling berkuasa di jamannya.
Pembelajaran bagaimana cara Beliau menghargai tamunya, yang tidak ingin tamunya ini dipermalukan oleh hadirin yang mengikuti jamuan makan malam itu. Suatu pernyataan yang sangat tegas, bahwa tidak ada perbedaan di antara semua yang hadir di ruangan itu, bahkan seorang Ratu Inggris sekalipun. Tanpa perlu banyak berkata-kata, dengan satu tindakan sederhana ini, Beliau menunjukkan kebesaran hatinya sebagai seorang Ratu yang waktu itu sangat berkuasa, sekaligus kerendah-hatinya sebagai manusia.
Komentar (0)
Artikel Terkait
Jum'at, 01 Juli 2022
Dari Human Doing menjadi Human BeingJum'at, 26 Agustus 2022
Ojo DibandingkeJum'at, 15 Juli 2022
Ehipassiko Leadership – Sebuah Praktek Sederhana Dalam Keseharian