Artikel Populer
Jum'at, 15 Juli 2022
Ehipassiko Leadership – Sebuah Praktek Sederhana Dalam KeseharianJum'at, 01 Juli 2022
Dari Human Doing menjadi Human BeingJum'at, 26 Agustus 2022
Ojo DibandingkeJangan Mengulur Waktu
Oleh Upasaka Pandita Vijaya Rudiyanto Tanwijaya
Jum'at, 02 September 2022
MBI
Namun bukan berarti kita lalu sengaja mempelajari dan berpraktik Buddha Dharma dalam usia tua saja, karena ini juga sama artinya dengan membuang kesempatan emas. Kita ketahui bahwa ketika kita dalam usia tua, maka segala sesuatu menjadi terbatas. Indra kita melemah, daya tahan fisik juga tidak sekokoh dulu, kesehatan juga mulai terganggu, sehingga semua kondisi ini akan menjadi penghambat potensi kita dalam mempelajari atau mempraktikkan ajaran Buddha.
Saya pernah melihat seorang umat Buddha yang cukup sepuh ketika berada di sebuah wihara, orang tua itu duduk di atas kursi roda. Untuk bisa memberi hormat kepada Buddha pun, ia dibatasi oleh fisiknya yang sudah renta dan harus dibantu oleh sanak keluarga yang mendampinginya. Berbeda dengan umat Buddha yang masih muda. Ia dengan mudah melakukannya. Ini salah satu contoh kecil ditinjau dari kemampuan fisik.
Namun demikian, sekali lagi, tidak ada batasan usia dalam mempelajari dan mempraktikkan Buddha Dharma. Sepanjang ada semangat dan tekad, maka semua akan memiliki jalan. Salah satu contoh nyata adalah Mahabiksu Hsu Yun (1840-1959) yang merupakan Guru Besar Zen yang pernah hidup pada abad modern ini.
Mahabiksu Hsu Yun, yang berasal dari Tiongkok, berlatih selama puluhan tahun dengan begitu keras dan disiplinnya. Meski Beliau mengalami banyak kepahitan dalam proses latihannya, namun Mahabiksu Hsu Yun adalah sosok yang luar biasa. Ia selalu tegar dalam tekadnya. Pada usia 56 tahun ia mencapai pencerahan. Dalam ukuran spiritual manusia, pencapaian di usia ini boleh disebut agak terlambat. Namun dalam proses latih dirinya, Mahabiksu Hsu Yun tidak pernah mengeluh, atau bahkan putus asa. Ia tetap giat dalam berlatih.
Tentu orang-orang seperti Mahabiksu Hsu Yun bukan orang yang lazim kita temui. Mungkin hanya ada satu dari seratus bahkan seribu orang. Dan kita ingat, beliau juga memulai latihan bukan saat usia tua, namun sejak masih muda belia. Hanya saja pencerahan yang beliau alami sedikit lebih lambat dari ukuran biasanya.
Komentar (0)
Artikel Terkait
Jum'at, 15 Juli 2022
Ehipassiko Leadership – Sebuah Praktek Sederhana Dalam KeseharianJum'at, 01 Juli 2022
Dari Human Doing menjadi Human BeingJum'at, 26 Agustus 2022
Ojo Dibandingke