Ojo Dibandingke

Wong ko ngene kok dibanding-bandingke, Saing-saingke yo mesti kalah
Tak oyako aku yo ora mampu, Mung sak kuatku mencintaimu..
(Orang begini kok dibanding-bandingkan, dipersaingkan ya pasti kalah,
Dipaksain juga aku tak mampu, hanya sekuatku mencintaimu)

---

Apa yang mendasari kita cenderung untuk membanding-bandingkan kehidupan kita dengan pihak lain? Dalam psikologi, kondisi ini disebut sebagai social comparison atau perbandingan sosial.  Teori perbandingan sosial adalah gagasan bahwa individu menentukan nilai sosial dan pribadi mereka sendiri berdasarkan bagaimana mereka membandingkan dengan pihak lain. Teori ini dikembangkan pada tahun 1954 oleh Psikolog Leon Festinger. 

Menurut Leon Festinger, perbandingan sosial ini tidak selamanya buruk.  Ketika individu membandingkan diri mereka dengan orang lain untuk mengukur perkembangan pribadi mereka atau untuk memotivasi diri untuk meningkatkan kapabilitas mereka, mengembangkan citra diri yang lebih positif, perbandingan ini bisa bermanfaat.  Tetapi yang sering terjadi adalah sebaliknya, orang terjebak dalam kondisi “Lebih Unggul” dan “Lebih Rendah” dari orang yang dibandingkan tersebut. Ini yang harus dihindari. 

(https://www.psychologytoday.com/us/basics/social-comparison-theory)

Berbeda dengan Leon, Theodore Roosevelt , presiden Amerika Serikat ke-26, pernah mengatakan bahwa perbandingan adalah “pencuri kegembiraan”, karena biasanya menghasilkan dua kemungkinan, rasa unggul dan rendah.  Jika kita berpikir kita lebih baik daripada orang lain, kita mungkin menjadi sombong dan jika kita berpikir kita kurang dari yang lain, kita cenderung tergoda untuk iri hati dan cemburu. 

Apakah kita sombong atau cemburu, kita membahayakan diri kita sendiri, karena dibiarkan tidak terkendali maka dapat mengakibatkan konsekuensi yang negatif.

(https://www.markalanwilliams.net/post/2018/06/28/comparison-is-the-thief-of-joy-theodore-roosevelt)

PREV 1 2 3 Next