Seluruh Indonesia
Ubah Lokasi
  • Artikel
  • Home
  • /
  • Artikel
  • /
  • Kesiapan Mental Dalam Menghadapi Pandemi Dari Perspektif Agama Buddha

Cari

Tampilkan Artikel

Artikel Populer

Jum'at, 26 Agustus 2022

Ojo Dibandingke

Kesiapan Mental Dalam Menghadapi Pandemi Dari Perspektif Agama Buddha

U.P Gunadharma Wandi, S.Pd.B.,M.Si.,M.Pd.B

Jum'at, 05 Agustus 2022

MBI

Pandemi Covid-19 atau kita kenal dengan wabah virus corona melanda dunia, dan Indonesia termasuk di dalamnya. Indonesia berjuang melawan Covid-19 dengan memodifikasi kebijakan untuk memulihkan kondisi kehidupan masyarakat Indonesia. Selama masa pandemi ini, perekonomian dunia dan Indonesia mengalami pelambatan. Pemerintah dan  lembaga kajian strategis memprediksi Indonesia tumbuh rendah atau bahkan  negatif di tahun 2020. Untuk itu, Pemerintah berupaya mengagendakan  kebijakan-kebijakan agar dampak ekonomi akibat pandemi tidak sampai menimbulkan krisis yang berkepanjangan.


Kesadaran Penuh, Konsentrasi Dan Kebijaksanaan

Sejak pembabaran ajaran Sang Buddha Gotama pertama kali kepada lima murid pertamanya, Sang Buddha telah sangat jelas dan praktis menjelaskan bagaimana kita dapat mentransformasikan kesulitan dan penderitaan yang kita alami, baik secara individu maupun secara kolektif. Sang Buddha memfokuskan kepada murid-muridnya bagaimana kita dapat menerapkan ajaran pada praktik kehidupan sehari-hari. Itulah etika atau sila/moralitas. Praktik adalah kunci dalam menerima ajaranya, karena praktik akan menghasilkan kesadaran penuh (samrti), konsentrasi (samadhi), dan kebijaksanaan (prajna). Ketiga energi ini adalah pondasi dari semua praktik dan etika Buddhis.

Praktik kesadaran penuh, konsentrasi, dan kebijkasanaan membantu kita membangun jalan yang menuntun kita pada kedamaian dan kebahagiaan, transformasi, dan penyembuhan. Kita semua sepakat bahwa masa pandemik ini adalah kondisi yang sangat sulit untuk kita terima. Ketidaknyamanan juga merupakan manifestasi dari penolakan batin kita terhadap perubahan. Kesadaran penuh dan konsentrasi adalah latihan dasar yang menghasilkan energi transformasi dan penyembuhan dalam diri kita.

Bernapas Dengan Kesadaran Penuh (mindful breathing)
Latihan dasar Sang Buddha adalah napas berkesadaran (
mindful breathing). Sebelum kita mempraktikan etika atau moral apapun, kita perlu memulai dengan napas. Kesadaran atas napas kita adalah Latihan awal yang tersedia bagi kita. Ini adalah satu-satunya cara bagi kita agar dapat mulai memahami dengan benar penderitaan mendasar dari manusia dan bagaimana kita dapat mentransformasikannya.

Ketika melihat semua penderitaan di sekitar kita, kemiskinan, kekerasan, atau perubahan iklim, kita mungkin ingin segera mengakhiri semua itu. Tetapi untuk berbuat sesuatu dengan efektif, kita perlu menjadi diri kita yang terbaik agar dapat menangani penderitaan. Kapasitas untuk berhenti, bernapas, berjalan atau bergerak dengan kesadaran penuh adalah kunci Latihan meditasi. Praktik demikian dapat di lakukan dimanapun, kapanpun. Praktiknya adalah:

Napas masuk, saya tahu ini adalah napas masuk saya
Napas keluar, saya tahu ini adalah napas keluar saya
Napas masuk, napas keluar…

Latihan ini sangat sederhana, namun sangat efektif untuk menghadirkan ketenangan dalam menghadapai situasi sulit. Ketika kita membawa perhatian kita pada napas masuk dan napas keluar, kita berhenti memikirkan masa lalu, kita berhenti memikirkan masa depan, dan kita mulai pulang ke rumah diri sendiri. Pulang ke rumah diri sendiri adalah hal pertama yang perlu kita kakukan, bahkan bagi politisi, ilmuwan, konselor, perawat, guru dan pegawai kantoran.

Jangan berpikir Latihan ini tidak dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita tidak pulang ke rumah diri sendiri, kita tidak dapat menjadi diri kita yang terbaik dan melayani orang lain dengan cara terbaik. Kualitas diri kita adalah pondasi atau dasar bagi kualitas perbuatan dan pikiran kita.

Menghadapi era new normal harus mempersiapkan fisik dan mental yang baik. Menghadapai kondisi ini  perlu menerapkan kesadaran penuh, konsentrasi dan kebijaksanaan agar kita dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan bahagia. Latihan meditasi adalah cara untuk membuat diri kita menjadi lebih siap menghadapi kondisi yang baru. Meditasi akan membuat kita memunculkan pikiran positif, sehingga kualitas tubuh kita menjadi lebih baik.

Tubuh dan pikiran adalah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan. Mereka saling ketergantungan satu sama lain. Dengan tubuh yang sehat dan kuat, kita dapat melakukan aktivitas dengan baik. Yang menjadi hal penting adalah kita harus mengikuti protokol kesehatan yang telah dianjurkan oleh pemerintah. Sehingga kita dapat meminimalisir penyebaran covid-19 ini ini.

Refrensi:

Boddhi, bhikkhu. 2010. Kotbah-kotbah Berkelompok Sang Buddha. (Samyuta Nikaya I) Terjemahan. Jakarta: Dhammacitta
Hanh, T. N. (2011). Practice from the heart. Thailand: Thailand Plum Village
Widya, Surya. 2001. Dhammāpada. Jakarta: Yayasan Abdi Dhammā Indonesia.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/20/063100865/mengenal-apa-itu-new-normal-di-tengah-pandemi-corona-?page=all.
https://journal.bappenas.go.id/index.php/jpp/article/view/118/89



Share:

Komentar (0)

Belum ada Komentar.

Ubah Filter Konten
Informasi

Silakan Masuk dengan menggunakan aplikasi Android/IOS