Kesiapan Mental Dalam Menghadapi Pandemi Dari Perspektif Agama Buddha
U.P Gunadharma Wandi, S.Pd.B.,M.Si.,M.Pd.B
Pandemi Covid-19 atau kita kenal dengan wabah virus corona melanda dunia, dan Indonesia termasuk di dalamnya. Indonesia berjuang melawan Covid-19 dengan memodifikasi kebijakan untuk memulihkan kondisi kehidupan masyarakat Indonesia. Selama masa pandemi ini, perekonomian dunia dan Indonesia mengalami pelambatan. Pemerintah dan lembaga kajian strategis memprediksi Indonesia tumbuh rendah atau bahkan negatif di tahun 2020. Untuk itu, Pemerintah berupaya mengagendakan kebijakan-kebijakan agar dampak ekonomi akibat pandemi tidak sampai menimbulkan krisis yang berkepanjangan.
Beradaptasi dengan kondisi yang baru atau era new normal membutuhkan pandangan yang benar bahwa kehidupan ini sewaktu-waktu akan mengalami perubahan. Dengan memiliki pandangan yang benar maka kesiapan kita dalam menjalani hidup sehari-hari tidak akan ada kekhawatiran dan kegelisahan. Kita akan menerima kondisi yang ada. Kondisi yang ada sekarang ini tentunya timbul karena adanya sebab yang mengkondisikannya. Sebabnya adalah adanya pandemik covid-19 dan akibatnya kita harus menjalani hidup sesuai dengan protokol kesehatan yang telah di anjurkan oleh pemerintah setempat.
Penderitaan atau kondisi yang membuat kita tidak nyaman adalah bukan adanya perubahan yang terjadi, tetapi karena kita tidak memiliki kapasitas untuk menerima perubahan itu sendiri. Kemampuan dalam menerima perubahan ini tentunya Buddha mengajarkan praktik dalam menyadari segala aktifitas mental yang muncul yaitu dengan meditasi mindfulness.
Meditasi mindfulness adalah latihan untuk hadir sepenuhnya disini dan sekarang. Menghadirkan tubuh dan pikiran menjadi satu adalah kapasitas untuk menyentuh elemen fisik dan mental. Latihan ini membuat kita menjadi sadar akan kebutuhan kesehatan mental dan fisik kita.
Kesehatan mental akan membantu kita menghadapi kehidupan yang selalu berubah-ubah. Sadar akan perubahan merupakan kesiapan mental kita menjalani kehidupan yang baru termasuk kondisi yang kita hadapi sekarang di era new normal. Kesehatan mental dan fisik adalah yang terpenting dalam kondisi sekarang. Meditasi adalah cara untuk membuat imunitas tubuh kita menjadi stabil.
Menyelaraskan tubuh kita dengan alam semesta adalah praktik dalam meditasi, ada keterhubungan antara diri kita dan alam semesta. Aware terhadap kondisi sekarang adalah manifestasi dari latihan meditasi. Ketika kita menyadari kondisi pandemik covid-19 ini dengan sadar penuh kita akan melakukan anjuran protokol kesehatan dari pemerintah dengan baik.
Dalam teks kitab suci meditasi dapat dilakukan dengan duduk, berjalan, berdiri, dan berbaring. Namun dalam praktiknya kita dapat melakukannya dengan menyadari segala aktivitas yang kita lakukan. Misalnya disaat kita makan, kita juga dengan sadar penuh menyadari proses makan ini yang dinamakan meditasi makan. Meditasi makan dapat menghadirkan rasa terima kasih dan syukur terhadap hadirnya sebuah makanan di depan kita. Praktik ini dapat membuat kita lebih aware terhadap apa yang kita lakukan sehingga pikiran kita fokus di sini dan sekarang. Menghadirkan tubuh dan pikiran kita di sini dan sekarang adalah esensi dari praktik meditasi.
Menghadapi era new normal juga perlu menyiapkan mental dan emosi kita, sehingga kita tidak mudah stres, takut, khawatir, gelisah dan depresi menghadapi kondisi yang baru. Kesiapan mental tentu harus di dukung dengan pikiran positif. Pikiran positif akan mempengaruhi kualitas fisik kita dalam beraktivitas. Untuk memunculkan pikiran positif perlu latihan hening. Latihan hening ini saya sebut dengan meditasi.