Seluruh Indonesia
Ubah Lokasi
  • Artikel
  • Home
  • /
  • Artikel
  • /
  • Melihat Dan Mendengar Secara Mendalam

Cari

Tampilkan Artikel

Artikel Populer

Jum'at, 26 Agustus 2022

Ojo Dibandingke

Melihat Dan Mendengar Secara Mendalam

U.P. Khattiyananda Kresno Budoyo

Jum'at, 22 Juli 2022

Pemuda Buddhayana, MBI

Dalam setiap keterlibatan diri kita dalam suatu pembicaraan, apa yang terlintas di pikiran kita? Apakah “Saya tidak suka dengan orang ini, bagaimana caranya supaya cepat berakhir ?”, ”Saya tidak tahu topik yang dibicarakan!”, ”Saya tidak mau tahu urusan kamu, saya sedang sibuk”, atau ”Oh, dia salah ngerti..”, ”Oh saya sudah tahu apa yang dia mau bicarakan”


Tingkatan dalam seni mendengar : 1. Apa yang sedang didengarkan (simpati), 2. Kebutuhan apa yang sedang dibutuhkan (empati), 3. Menimbulkan Compassion (orang akan mengatakan mendengar suara ilahi / tuhan / kesadaran).

Bila seni tersebut bisa kita kuasai mungkin kita bisa mewakili Avalokiteśvara bodhisatwa. Karena sesuai dengan arti Avalokiteśvara = yang melihat dan mendengar yang terjadi di bumi (the lord who is seen or heard from below). Melihat dan mendengar untuk dapat membantu diri sendiri dan orang lain.

Menurut Bhante Thich Nhat Hanh (1993), Dalam bab "Pintu Universal" Sutra Teratai, suara Avalokiteśvara dideskripsikan dalam lima cara: (1) suara yang menakjubkan; (2) suara yang mempedulikan dunia; (3) suara brahma; (4) suara gemuruh air pasang yang menggulung; (5) suara yang melampaui dunia.

Yang pertama adalah suara yang menakjubkan. Ini merupakan sejenis cara bicara yang akan membuka pintu universal dan membuat segala sesuatu menjadi mungkin kembali. Suara in menyenangkan untuk didengar. Ia menyegarkan kembali dan membawakan rasa tenang, rasa nyaman, serta penyembuhan pada batin kita. Esensinya adalah kasih sayang.

Yang kedua adalah suara yang memedulikan dunia. Makna kata Awalokiteswara adalah "insan yang melihat dunia secara mendalam dan mendengarkan jerit-tangis dunia." Suara ini meringankan derita serta perasaan-perasaan kita yang ditekan, karena ia adalah suara dari seseorang yang memahami kita secara mendalam kekecewaan, keputusasaan, dan rasa takut kita. Manakala kita merasa dipahami, derita kita pun akan banyak berkurang.

Yang ketiga adalah suara brahma. Brahma berarti luhur bukan sekadar suara awam orang-orang, melainkan wicara luhur, yang mengalir keluar dari kerelaan untuk membawakan kebahagiaan serta menghilangkan penderitaan. Cinta kasih, kasih sayang, suka cita, dan batin yang seimbang adalah Empat Kediaman Luhur (Brahmavihārā), tempat kediaman luhur para Buddha dan bodhisatwa. Jika kita ingin hidup bersama dengan para Buddha dan bodhisatwa, kita bisa berdiam di keempat istana ini.

Yang keempat, suara gemuruh air pasang yang menggulung adalah suara Buddhadharma. Ia adalah suara yang sangat dahsyat kekuatannya, sejenis suara yang membungkam seluruh pandangan dan spekulasi yang keliru. Suara ini adalah auman singa yang membuat pegunungan mutlak sunyi serta menghasilkan transformasi dan penyembuhan.

Yang kelima, suara yang melampaui dunia adalah suara yang tidak bisa dibandingkan dengan apa pun juga. Suara ini tidak mengincar ketenaran, keuntungan, ataupun keunggulan kompetitif. Ia adalah keheningan menggelegar yang menghancurkan segala anggapan dan konsep.

Suara yang menakjubkan, suara yang memedulikan dunia, suara Brahma, suara gulungan air pasang yang menderu-deru, dan suara yang melampaui dunia adalah suara-suara yang perlu kita sadari. Jika kita merenungkan lima jenis suara ini, kita bantu Avalokiteśvara membuka pintu universal, pintu mendengarkan yang sejati dan berbicara yang sejati.

Daftar pustaka :

 

Devito, J.A (2013). The Interpersonal Communication Book, 13th Edition. New Jersey, Pearson Education

 

Iwankovitsch, Ron (2001), The importance of listening, language arts journal of michigan, Volume 17, http://scholarworks, gvsu.edu/lajm

 

Malkin, John (2003), In Engaged Buddhism, Peace Begins With You, https://www.lionsroar.com/in-engaged-buddhism-peace-begins-with-you/

 

Thich Nhat Hanh (1993), The Fourth Precept, Deep Listening and Loving Speech, For a Future to Be Possible: Commentaries on the Five Wonderful Precepts. Parallax Press, PO Box 7355, Berkeley, CA 94707

 

Share:

Komentar (0)

Belum ada Komentar.

Ubah Filter Konten
Informasi

Silakan Masuk dengan menggunakan aplikasi Android/IOS