Seluruh Indonesia
Ubah Lokasi
  • Artikel

Cari

Tampilkan Artikel

Artikel Populer

Jum'at, 26 Agustus 2022

Ojo Dibandingke

Menikmati Keajaiban di Saat Ini

Upa. Satyamita Kurniady Halim

Jum'at, 25 Agustus 2023

MBI

Alkisah, di suatu masa yang penuh dengan kehidupan dan keheningan di tengah hutan, hiduplah seorang pemuda yang penuh semangat petualangan.  Suatu hari, dia menjelajahi hutan dengan semangat, tanpa tahu bahwa petualangan yang tak terduga sedang menanti. Di saat dia berjalan, pandangan tajam seekor harimau menghentikannya. Dalam ketegangan yang tiba-tiba, naluri bertahan hidup memuncak dan dengan hati yang berdebar dia melarikan diri dari pandangan menakutkan harimau tersebut.  Dalam langkah larinya yang hampir sia-sia, takdir membawanya ke dalam kejutan yang tak terduga: sebuah sumur.  Tanpa berpikir panjang, dia melompat ke dalam sumur berharap dapat menghindar dari cengkeraman sang Harimau.  Namun ternyata takdir memiliki rencana lain. di dasar sumur yang kering, dia dihadapkan pada ancaman baru: ular hitam yang barusan terbangun dan siap untuk menyantap mangsanya. 


Dalam saat putus asa ini, dia menemukan cahaya harapan. Akar pohon kuat terulur di dasar sumur, menjadi penolong terakhirnya. Dengan perlahan, dia menenangkan diri dan mengamati sekelilingnya. Ular hitam berusaha mencapai kakinya, tapi upayanya terhenti karena kakinya berada sedikit lebih tinggi.  Harimau yang marah berusaha menjangkau dari tepi sumur, tapi pemuda itu tetap dalam jangkauan yang aman.  Dalam kebingungan ini, dia menyaksikan dua tikus muncul dari lubang kecil dan mulai menggerogoti akar pohon yang dipegangnya. Satu hitam dan satu putih.

Meskipun ular dan harimau berusaha menyantapnya, kehidupan terus bergerak, tanpa kenal henti. Kemudian, kaki harimau tanpa sengaja menabrak pohon kecil di tepi sumur, membuat pohon itu bergoyang-goyang. Di dahan yang bergoyang itu, ada sarang lebah yang penuh dengan madu.Tetes demi tetes madu mulai menetes ke dalam sumur. Dalam momen tak terduga, pemuda itu menjulurkan lidahnya dan menangkap setiap tetes madu yang jatuh. "Sedap sekali," gumamnya sambil tersenyum, menikmati kesederhanaan kenikmatan tersebut. Dan seperti itu, cerita ini berakhir.

Keajaiban di Momen Saat Ini

Cerita yang filosifis ini memang terkesan tanpa ending yang menyenangkan, tapi mengajarkan bahwa hidup kita selalu penuh dengan tantangan dan kejutan. Seperti harimau yang mengintai di hutan, masalah bisa muncul kapan saja dan tanpa peringatan. Kita sering kali merasa terjebak dan ingin lari dari kenyataan ini, sebagaimana pemuda yang melompat ke dalam sumur untuk menghindari bahaya.

Namun, dalam renungan kita, kita sadari bahwa meski kita mencoba melarikan diri, kita tak bisa menghindar dari kenyataan kematian. Seperti ular yang ada di dasar sumur, kematian selalu hadir sebagai pengingat akan keterbatasan kita. Dan jangan lupakan juga bahwa waktu terus berlalu, yang ditunjukkan oleh tikus hitam dan putih yang melambangkan siang dan malam menggerogoti akar tempat kita bergantung.

Namun, terkadang kita lupa bahwa ada keajaiban dalam setiap detik hidup. Seperti tetesan madu yang jatuh di dalam kegelapan sumur, ada kenikmatan yang bisa dirasakan ketika kita benar-benar hadir dalam momen ini. Saat kita terjebak dalam mode bertahan, kita cenderung terjebak dalam pikiran-pikiran negatif dan cerita yang terus berputar dalam kepala kita.  Jika kita bisa mengalihkan perhatian dari rasa takut dan kekhawatiran, kita bisa melihat sisi cerah kehidupan. Seperti yang diajarkan oleh cerita ini, kita bisa merasa berterima kasih atas perhatian orang tua, menemukan sukacita dalam pekerjaan kita, dan menghargai cinta di sekitar kita. Terlalu sering kita terlalu sibuk menghindari harimau dan ular, sehingga kita melewatkan tetesan madu yang terus mengalir.

Ketika kita belajar untuk hadir dalam setiap detik, kita bisa merasakan kenikmatan madu di tengah kesulitan.  Dalam keadaan ini, kita mampu menemukan kebahagiaan yang tak terduga, seperti merasakan bahwa ada orang yang peduli, bahwa keberuntungan hadir dalam pekerjaan kita, dan bahwa cinta dan perhatian mengelilingi kita. Di dalam momen kehadiran, kita menemukan makna di balik kisah yang gantung ini. Cerita ini mendorong kita untuk merasakan tetesan madu yang terus mengalir, bahkan ketika kita berada dalam keputusasaan.

Empat Langkah Mengatasi Masalah

Terlalu sering kita merasa terperangkap dalam pemikiran bahwa ada yang salah dan harus diperbaiki dalam hidup kita. Seperti harimau dan ular dalam cerita ini, masalah-masalah mewakili hambatan-hambatan yang menghadang kita dalam kehidupan sehari-hari. Namun, jika terlalu fokus pada mencari solusi, kita bisa melewatkan momen-momen berharga di sekitar kita.

Dalam filosofi Zen yang diajarkan Chan Master Sheng Yen, ada empat langkah mengatasi masalah dan melepaskan diri dari situasi yang rumit.

1. Face It (Hadapi): Menghadapinya, seperti pemuda yang menghadapi harimau dan ular, langkah pertama dalam menghadapi masalah adalah dengan berani menghadapinya. Kita perlu menghadapi masalah dengan kepala tegak, karena dengan berani menghadapi masalah, kita berani untuk hadir di saat ini, tidak terombang ambing dalam cerita masa lalu dan ekspektasi akan masa depan. Kita hadir bersama dengan masalah tersebut.

2. Accept It (Menerima): Menerima, cerita tentang pemuda yang menerima kenyataan di dalam sumur mencerminkan langkah kedua. menerima realitas masalah itu sendiri. Inilah saatnya untuk merenung dan menerima bahwa masalah ada dalam hidup kita. Dan dengan menerima, kita membuka pintu pembebasan untuk hadir kembali bersama dengan apapun yang ada disini dan saat ini.

3. Deal With It (Menyelesaikan): Menyelesaikannya dengan Bijaksana dan Penuh Kasih, seperti pemuda yang tetap tenang saat menghadapi harimau dan ular.  Jika tidak tenang, maka kita tidak dapat melihat adanya keajaiban madu yang menetes. Demikian juga kehidupan kita, ketika kita menyelesaikan persoalan hidup dengan bijaksana dan penuh kasih, maka selalu ada keajaiban di sana.

4. Let It Go (Membiarkannya Berlalu): kita membiarkannya masalah kita berlalu. Seperti pemuda yang sekedar menikmati madu, kita menemukan kedamaian dengan melepaskan beban masalah dan melanjutkan hidup dengan lebih ringan.

Konsep ini mengajarkan kita untuk menghadapi hidup dengan kepala tegak dan bijaksana. Seperti yang tergambar dalam cerita, kita bisa belajar untuk menghadapi, menerima, mengatasi, dan akhirnya membiarkan masalah tersebut berlalu.  Dan sambil ingat untuk merasakan madu yang menetes dalam kehidupan ini, hanya ketika kita mau hadir dan mencermatinya.

Referensi:
Cerita Zen
108 Adages, I follow four dictates: face it accept it deal with it then let it go.

Share:

Komentar (0)

Belum ada Komentar.

Ubah Filter Konten
Informasi

Silakan Masuk dengan menggunakan aplikasi Android/IOS