Seluruh Indonesia
Ubah Lokasi
  • Artikel

Cari

Tampilkan Artikel

Artikel Populer

Jum'at, 26 Agustus 2022

Ojo Dibandingke

Satu Kebajikan Setiap Hari

Oleh : U.P. Bodhinanda Amin Untario

Jum'at, 24 Februari 2023

MBI

Mana lebih mudah untuk dilakukan tidak melakukan perbuatan jahat atau  melakukan perbuatan baik? Banyak di antara kita berpendapat bahwa “melakukan perbuatan baik “ lebih mudah. Benarkah begitu?


Coba simak penjelasan penulis di bawah ini. Bila kita duduk diam tidak melakukan apa apa termasuk pikiran kita juga diam tidak melakukan apa apa, apakah tindakan ini ada unsur melakukan perbuatan jahat Jawabannya tentu tidak bukan? Kemudian pertanyaan lanjutannya apakah duduk diam itu melakukan perbuatan baik juga? Jawabannya juga tidak kan? Jadi, mana lebih mudah, tidak berbuat jahat atau berbuat kebaikan? Tentunya tidak melakukan kejahatan seharusnya lebih mudah.

Penjelasan lain yang mendukung pendapat ini, menurut penulis dapat dijelaskan sebagai berikut:
Apa inti sari dari ajaran semua Buddha? Yakni Tidak berbuat jahat; Tambahkan kebajikan/kebaikan; Sucikan hati dan pikiran. Disini terlihat dengan jelas bahwa tidak berbuat jahat ditempatkan di posisi paling awal karena memang ini yang lebih mudah dilakukan. Melakukan perbuatan baik lebih sulit, menyucikan batin / hati dan pikiran jauh lebih sulit lagi.


Mari kita masuk ke topik pembahasan yakni Satu Kebajikan Setiap Hari. Kenapa kita perlu melakukan kebajikan terus menerus setiap hari? Setidaknya ada dua alasan. Pertama, karena kehidupan kita ini adalah hasil dari perbuatan lampau kita, baik kehidupan sebelum kita maupun perbuatan kita di kehidupan ini sebelumnya. Sehingga ibarat kita sedang memetik hasil perbuatan kita, maka untuk bisa mendapatkan kondisi yang baik, Hitaya-Sukhaya, sejahtera dan berbahagia, maka kita perlu melakukan banyak perbuatan baik yang baru.    

Kedua, Buddha berpesan di dalam kitab Dhammapada, jadikan dirimu sebagai pulau bagi dirimu sendiri, yang artinya kita harus menjadikan diri kita sebagai pelindung bagi diri kita sendiri. Apa yang melindungi diri kita? Bagian tubuh mana yang bisa melindungi diri kita sendiri? Apakah tangan atau kaki yang kita latih supaya kuat? Tentu bukan itu. Ternyata yang bisa melindungi diri kita adalah KARMA kita yang merupakan hasil dari perbuatan kita sendiri. Jadi jelas bahwa kebajikan yang kita lakukan terus menerus merupakan pelindung diri kita sendiri.  


Lantas, apakah melakukan perbuatan baik itu mudah dilakukan? Ternyata tidak mudah juga. Contoh : Kita ingin berdana kepada seorang pengemis, tapi sering sekali hal ini kemudian tidak terlaksana karena kita terlalu banyak berpikir. Berpikir bahwa nanti ini akan memanjakan si pengemis sehingga menjadi malas bekerja dan pemikiran pemikiran lain yang kemudian menghalangi kita berdana. Contoh lain : ingin melakukan Fangshen ikan, tetapi kemudian ada yang ngomong bahwa setelah fangshen ikan maka ngak boleh makan ikan lagi. Tentunya ini tidak lah benar tetapi mitos ini ternyata banyak menghalangi orang juga untuk fangshen ikan.

Nah, untuk memulai melakukan perbuatan baik salah satu caranya yakni dapat dilakukan  dengan memiliki satu slogan dan semangat, yakni  “satu kebajikan setiap hari”. Ini bisa dimulai dari kegiatan keseharian kita, seperti melakukan pembacaan paritta atau mendaras sutra (Liam Keng) secara rutin tiap hari, berdana kepada pengemis atau mereka yang membutuhkan yang kita temui di perjalanan kita ke kantor atau ke tempat tujuan, memberi makan binatang yang kita temui di sekeliling rumah kita, memberikan perhatian/salam kepada kedua orang tua kita, memberikan saran pendapat kepada teman atau rekan kerja kita yang lagi mendapatkan kesulitan, dan masih banyak lagi aksi aksi kebajikan lainnya yang dapat kita lakukan sehari hari.

Di samping itu, hal baik yang cukup besar bisa kita agendakan untuk dilakukan, seperti rutin fangshen tiap bulan, donor darah berkala tiap tiga atau empat bulan sekali, berdonasi secara rutin untuk membantu perkembangan Agama Buddha, berdonasi secara rutin untuk membantu makhluk hidup yang mengalami kesulitan, berdana Dharma baik formal ataupun non formal.

Bila slogan Satu Kebajikan Setiap Hari sudah bisa menyerap masuk ke alam bawah sadar kita, maka secara otomatis tanpa perlu kita paksa, kita akan terbiasa untuk selalu berbuat kebajikan.

Sebagai hasilnya, hidup kita akan dipenuhi oleh kondisi yang baik, misalnya : memiliki keluarga yang baik dan harmonis, memilik kesehatan yang baik, kondisi keuangan/ekonomi yang baik, memiliki banyak teman dan kehidupan sosial dengan lingkungan sekitarnya akan berjalan dengan baik juga, dan masih banyak lagi kondisi baiknya yang akan didapat. Dan terakhir sewaktu meninggal akan lahir minimal di alam surga/dewa. 


Pesan Buddha di dalam Dhammapada 122: “Janganlah meremehkan kebajikan meskipun kecil dengan berkata, ini tidak akan berakibat apa-apa bagiku. Seperti tempayan akan penuh oleh air yang jatuh setetes demi setetes, begitu pula orang bijaksana memenuhi dirinya sedikit demi sedikit dengan kebajikan.”


Semoga tulisan ini memberikan semangat buat kita semua untuk senantiasa mempraktikkan, untuk selalu berbuat Satu Kebajikan Setiap Hari. Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta. Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia.  Sadhu…Sadhu…Sadhu…

Share:

Komentar (1)

Amin Untario

Jumat, 24 Februari 2023 14:20

mantapppp

Ubah Filter Konten
Informasi

Silakan Masuk dengan menggunakan aplikasi Android/IOS