Artikel Populer
Jum'at, 15 Juli 2022
Ehipassiko Leadership – Sebuah Praktek Sederhana Dalam KeseharianJum'at, 01 Juli 2022
Dari Human Doing menjadi Human BeingJum'at, 26 Agustus 2022
Ojo DibandingkeParadoks yang Membahagiakan
Edij Juangari
Jum'at, 24 Juni 2022
SEKBER PMVBI (Pemuda Buddhayana), SIDDHI, WBI, Wulan Bahagia, Sekber Yabuddhi, MBI, Sagin
Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi dilaporkan pernah menyatakan bahwa “Tidak ada yang tidak kukasihi, tidak ada yang tidak kumaafkan, dan tidak ada yang tidak kupercaya.” Kata-kata beliau adalah perujudan dari praktik yang sempurna dan hasilnya luas: memberikan manfaat dan harapan buat seluruh dunia.
“Percaya,” sorak mereka. Maka ia pun menyeberangi tali itu dan selamat sampai di seberang. Para penonton bertepuk tangan. Kemudian ia meminta sepeda disiapkan. “Apakah kalian percaya saya bisa menyeberangi tali itu dengan bersepeda?”
“Percaya!” seru penonton sekalian dengan penuh semangat. Ia bersepeda menyeberangi tali dengan selamat. Tepuk tangan bergemuruh.
“Sekarang saya akan bersepeda dengan satu orang berada di atas pundakku, dan menyeberangi tali!” Para penonton bergembira mendengarnya, dan bersorak-sorak. “Ayo, ayo!”
“Siapa yang mau naik ke pundakku? Kita bersama bersepeda menyeberangi tali.” Suara penonton agak mereda.
“Ayo siapa yang mau maju?” Tidak ada yang menyahut. Setelah senyap sesaat, tiba-tiba ada anak muda yang maju. “Saya!”
Para penonton kembali bersahutan dan semarak. Berdua mereka bersepeda, satu orang di atas pundak yang lainnya, menyeberangi tali dengan selamat. Orang-orang bersuka cita atas keberhasilan itu. Setelah selesai pertunjukan, anak muda yang bersedia ikut naik ditanya, “Kok berani ya?”
“Iya, wong itu Bapakku kok.”
Demikianlah, untuk percaya pada orang itu butuh mengambil resiko. Di dalam bisnis kepercayaan itu disebut mahal harganya. Percaya dalam bahasa Inggris ada ‘believe’ dan ‘trust’.
Kalau ‘believe’ itu sekedar percaya, seperti “Apakah kamu percaya di telepak kakiku ada tahi lalat?”
“Ya, percaya.”
Kalau ‘trust’ itu ada unsur mengambil resikonya dan umumnya berdasarkan pengetahuan yang baik dan pengertian. Seperti saat orang menanam modal pada seorang kawan. ‘Trust’ menyiratkan adanya unsur mengandalkan.
Dalam hal tidak ada orang yang tidak kupercaya, belum tentu orang dapat mempraktikkannya. Dengan pengertian yang kokoh bahwa benih kebaikan akan membawa kebaikan, dan kalau tidak melakukan maka akibatnya tidak akan dialami serta dilandasi dengan cinta kasih maka pernyataan tidak ada orang yang tidak kupercaya dapat dilakukan dengan lepas.
Komentar (0)
Artikel Terkait
Jum'at, 15 Juli 2022
Ehipassiko Leadership – Sebuah Praktek Sederhana Dalam KeseharianJum'at, 01 Juli 2022
Dari Human Doing menjadi Human BeingJum'at, 26 Agustus 2022
Ojo Dibandingke