Pelatihan Penguatan Moderasi Beragama oleh Kementerian Agama

Moderasi Beragama merupakan gerakan bersama untuk menjaga warga, umat, bangsa biar tidak ‘terpeleset’ menjadi berlebihan atau ekstrim dalam beragama, sehingga tega mengesampingkan nilai kemanusiaan di tengah beragam cara beragama di lingkungannya. Sebenarnya ini bukan topik baru, namun perlu untuk ditumbuhkembangkan karena potensi-potensi gesekan konflik dengan alasan agama itu senantiasa ada. Sebab acap kali agama menjadi bumbu penyedap banyak peristiwa keseharian dan berpotensi memicu konflik.  Didukung dengan penelitian bahwa minat warga negara Indonesia terhadap isu agama scorenya tinggi yaitu 90%, demikian ini terbaca sebagai kondisi yang tidak baik-baik saja. Materi yang disampaikan sungguh kaya dengan cerita pengalaman di lapangan, miris menggores kemanusiaan. Kementerian Agama RI melalui Badan Litbang dan Diklat merespon dengan mengadakan pelatihan, utamanya untuk tokoh masyarakat yang terlibat dalam urusan-urusan keagamaan.

Bersama sekitar 30 peserta dari kawasan DIY pelatihan penguatan Moderasi Beragama telah dilaksanakan pada tanggal 11 – 15 Juli 2023 di Hotel Abadi Malioboro Yogyakarta. Latar belakang peserta adalah pimpinan rumah ibadah dan para tokoh agama mewakili: katolik, kristen, islam, buddha, dan hindu. Minus tidak ada wakil dari Konghuchu. Vihara Buddha Prabha mewakilkan UAP Reny Wahyuesti.




Desain pelatihan dinamis, bukan semata-mata ceramah curah informasi, namun diskusi kelompok dari formasi yang dinamis berganti-ganti, tanya jawab dan juga simulasi. Masing-masing agama juga mendapat pelatihan dari fasilitator yang dilakukan secara zoom on line. Dari Agama Buddha, kami dipertemukan dengan Romo Akiong dari KBI (Keluarga Buddhayana Indonesia).

Keikutsertaan dalam acara ini tidak hanya menambah wawasan, tapi menguatkan aspirasi untuk mempertahankan cara hidup berdampingan dengan harmonis. Bibit yang diperoleh dari pelatihan ini. Teknik dan cara-cara yang terstruktur dalam materi Moderasi Beragama lantas diterjemahkan dalam aksi nyata di tengah masyarakat. Dengan saling terhubung membuat tidak bingung memulai dari mana mengatasi masalah terkait dengan keagamaan. Terima kasih pada semua yang terlibat, yang membantu acara ini berlangsung dengan sukses.