Seluruh Indonesia
Ubah Lokasi
  • Artikel

Cari

Tampilkan Artikel

Artikel Populer

Jum'at, 26 Agustus 2022

Ojo Dibandingke

MERDEKA, Independent vs Freedom

U.P. Sutta Vijaya Henry Gunawan Chandra

Jum'at, 04 Agustus 2023

MBI

Kita sudah memasuki bulan Agustus, bulan Merah Putih, karena dimana-mana kita melihat Merah Putih berkibar. Mendadak kecintaan kita pada bangsa ini meningkat drastis, dan rasanya ada yang kurang kalau kita belum menaikkan Merah Putih di setiap rumah dan sudut jalan. Rumah-rumah ibadah, termasuk wihara juga berganti warna menjadi nuasa merah putih. Bahkan ada humor seputar bendera Merah Putih yang kalau dijual pedagangnya tidak boleh ditawar-tawar, karena NKRI harga mati.


Ya, sebentar lagi kita akan memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, yang tahun ini sudah berusia 78 tahun. Rasanya penulis tidak perlu lagi menjabarkan  betapa besarnya pengorbanan para pahlawan bangsa memperjuangkan kemerdekaan ini, dan begitu banyak nyawa yang melayang selama ratusan tahun, hingga akhirnya Indonesia menjadi bangsa yang mandiri terbebas dari penjajahan. 

Sebagai generasi penerus yang merasakan kenikmatan dari perjuangan itu, kemerdekaan apa yang sudah anda rasakan sejauh ini? Tentu banyak kemerdekaan atau kebebasan yang sudah kita miliki, yang dulunya tidak kita dapatkan. Misalnya, kebebasan berserikat dan berkumpul termasuk berorganisasi tapi rasa cemas dan khawatir. Kebebasan berekspresi dan mengeluarkan pendapat, yang terkadang sering kebablasan juga hingga jadi penghinaan atau pencemaran nama baik orang lain. Kebebasan untuk Memilih dan Dipilih, dimana tahun depan kita akan menyambut pesta demokrasi lima tahunan, dan saat ini semakin banyak umat Buddha yang ikut aktif terjun di dunia politik praktis.   Dan tentunya kebebasan memeluk agama dan keyakinan yang ada, bahkan juga bebas untuk pindah agama, kalau mau.   Walau memang kita harus akui juga, di beberapa tempat masih ada yang harus berjuang untuk mendapatkan haknya beribadah, karena masih ada oknum-oknum yang mempersulit pendirian rumah ibadah bahkan mempersekusi mereka yang sedang beribadah.

Di dalam bahasa Inggris ada dua jenis kemerdekaan, yakni Independent dan Freedom. Apa sih beda di antara keduanya? Independent adalah kemerdekaan atau kebebasan dari pihak luar, dalam hal ini bangsa Indonesia merdeka dari penjajahnya yakni Belanda dan Sekutu. Anak yang bebas dari kungkungan orangtua kalau sudah dewasa dan bisa mandiri.  

Sementara Freedom sebaliknya adalah kemerdekaan atau kebebasan yang berasal dari dalam diri kita sendiri.  Bebas karena kita tidak lagi dijajah atau dipenjara oleh masalah-masalah yang ada di dalam diri kita. Misalnya kita mengenal istilah Time Freedom, yang maksudnya kita bisa bebas untuk mengatur waktu kita sendiri, kapan bangun, kapan kerja, tidak terikat aturan umum yang masuk jam 9 pagi pulang jam 5 sore. Atau istilah Financial Freedom, yang maknanya bebas dari kekhawatiran secara financial atau keuangan. Jadi intinya Freedom itu sumbernya ada di dalam diri kita sendiri. Bebas dari Debt collector misalnya adalah Independent, tetapi bebas dari hutang (karena kita tidak lagi serakah, sehingga jadi banyak berhutang) adalah Freedom.

Di dalam Chant of Metta/mantra cintakasih, ada syair yang berbunyi Aham Avero Homi, Abyapajjo Homi, Anigho Homi, Sukhi Attanam Pariharami. Yang maknanya adalah semoga aku bebas dari Kebencian, bebas dari Penderitaan Batin, bebas dari Penderitaan Fisik, semoga aku dapat mempertahankan kebahagianku ini. 

Bebas dari penderitaan baik fisik maupun batin adalah sebuah kemerdekaan sejati bagi kita.  Penderitaan fisik atau sakit adalah sesuatu yang alami tentunya, karena sakit, tua, sakit dan kematian adalah sesuatu yang datang silih berganti. Makanya Buddha mengatakan Arogya Paramam Labha, Kesehatan adalah Keuntungan terbesar. Karena memang sebuah keberuntungan untuk bisa hidup sehat apalagi ditambah sejahtera dan bahagia.

Sementara bebas dari penderitaan batin, ini jauh lebih sulit lagi untuk bisa kita dapatkan. Di bulan Asadha, yang belum lama kita peringati, 26 abad silam, Buddha memulai pemutaran roda dharma pertama kepada lima sahabat dalam pertapaannya, dengan menjelaskan soal penderitaan dan cara lepas dari penderitaan ini. Beliau menjelaskan bahwa penyebab penderitaan itu adalah nafsu keinginan yang dibarengi dengan kemelekatan dan juga kegelapan batin. Semakin banyak kita menginginan untuk memiliki sesuatu, melekat pada hal itu, semakin menderitalah kita. Jadi Tanha ini harus dilenyapkan dalam batin kita barulah kita bisa merdeka.  

Sesungguhnya makna merdeka yang sejati itu sendiri bukanlah untuk mendapatkan, seperti yang kita cari dan kejar bahkan kita dambakan. Biasanya kita bertanya “Apa yang bisa saya dapatkan dari kebebasan saya ini?” Tetapi ternyata kemerdekaan itu justru harus melepaskan.   Kata Master Zen Thich Nhat HanhLetting go, give us freedom. And Freedom is the only condition for happiness.  Melepas memberikan kita Kebebasan. Dan Kebebasan adalah satu-satunya kondisi untuk kita bisa Bahagia.  

Selamat memperingati dan merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-78. Semoga kita menjadi manusia yang Merdeka dalam arti yang sesungguhnya.  MERDEKA.

Share:

Komentar (0)

Belum ada Komentar.

Ubah Filter Konten
Informasi

Silakan Masuk dengan menggunakan aplikasi Android/IOS