Seluruh Indonesia
Ubah Lokasi
  • Artikel
  • Home
  • /
  • Artikel
  • /
  • I AM YOUR MOTHER, YOU LISTEN TO ME !

Cari

Tampilkan Artikel

Artikel Populer

Jum'at, 26 Agustus 2022

Ojo Dibandingke

I AM YOUR MOTHER, YOU LISTEN TO ME !

Oleh : U.P. Sutta Vijaya Henry Gunawan Chandra

Jum'at, 31 Maret 2023

MBI

“I am your mother, you listen to me.  Stop all that mansplainin, no one listening.  
Tell me, who gave you permission to speak? I am your mother you listen to me."
(Aku ini ibumu, kamu dengarkan aku. Gak usah jelasain ini itu, gak ada yang bakalan dengarin  
Siapa coba yang kasih kamu ijin untuk ngomong? Aku ini ibumu, kamu harus dengarkan aku.”)


Judul diatas penulis ambil dari lirik sebuah lagu yang lagi ngehits sekali di jagat maya belakangan ini. Sebuah lagu dari penyanyi terkenal dari Amerika Meghan Trainor, dengan judul Mother. Kenapa penulis tertarik memunculkan artikel ini? Karena penulis tergelitik dengan kata-kata yang ada di syair lagu tersebut, yang lebih berisi kata-kata yang biasa dikatakan oleh para Ibu bahkan juga para ayah sangat mendidik anak-anak mereka. 

Kita selaku orangtua memang sering kali, sengaja atau tidak sengaja, mengeluarkan kata-kata seperti itu. Kata-kata seperti “pokoknya; dengarkan saja; jangan membantah; kamu gak punya hak; mama/papa lebih ngerti; … dan sejenisnya” mudah sekali keluar dari mulut kita setiap kali anak-anak kita itu berargumentasi terhadap keputusan atau kebijakan yang kita ambil, yang mungkin menurut mereka tidak pas atau bahkan salah dan menyusahkan mereka. 
 
Dalam bahasa parenting, tipe yang seperti ini disebut tipe pengasuhan Otoriter. Orangtua mengatur semuanya, anak-anak tidak diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. Tipe pengasuhan model ini biasanya memberikan aturan-aturan yang banyak dan wajib dilaksanakan. Orangtua cenderung akan banyak menuntut dari anak-anaknya.

Tapi ada jenis pengasuhan yang bertolak belakang dari itu, yang dinamakan Permisif, yang memberikan kebebasan sepenuhnya kepada anak untuk melakukan apa yang dia mau, tanpa ada aturan sama sekali, sehingga anak menjadi sesukanya dan sulit untuk diatur. Pola ini diperburuk dengan tingkat kesibukan orangtua, sehingga tidak memiliki waktu yang cukup untuk anak-anaknya, sehingga untuk menjaga hubungan dengan anak-anaknya mereka cenderung memberikan apapun yang diinginkan mereka.

Tentu kita tidak mau terjebak ke dalam dua kutub ini, seperti yang selalu Buddha ajarkan kepada kita untuk memilih Jalan Tengah. Mengasuh anak juga harus menggunakan model jalan tengah. Apa maksudnya?  Kita tidak boleh menjadi orangtua yang otoriter, tetapi tidak boleh juga menjadi orangtua yang permisif. Jadilah orangtua yang Otoritatif atau Demokratis. Orangtua yang tidak memaksakan kehendaknya secara berlebihan, terbuka untuk mendengarkan pandangan dan pendapat anak tetapi sekaligus juga tidak membiarkan anaknya bertindak seenaknya tanpa ada aturan.  

Ada satu tipe pengasuhan lagi yang umum dikenal, yakni tipe Uninvolved atau Acuh. Orangtua tipe ini sama sekali tidak terlibat sedikitpun dalam tumbuh kembang anaknya. Mereka tidak peduli dengan perkembangan anak-anak mereka. Walau kalau menurut pendapat penulis, hampir tidak ada orangtua yang dengan sengaja bersikap acuh terhadap anak mereka. Pasti ada alasan tertentu yang memaksa mereka melakukan itu, entah itu faktor ekonomi, faktor pendidikan (tidak merasa sanggup), faktor gaya komunikasi, dan sebagainya. Dalam hati kecil orangtua manapun, pastinya ada kepedulian terhadap anak-anak mereka, walau terkadang tidak ditunjukkan dalam sikap perilaku sehari-hari.

Tidak mudah memang mendidik anak itu, karena menjadi orangtua memang tidak pernah ada sekolahnya. Kalaupun ada ilmunya, bentuknya hanya berupa buku atau kursus, dan hanya sedikit sekali yang mengambil kursus pengasuhan anak. Kebanyakan kita belajar secara otodidak saja dan paling sering memakai sistim try and error (mencoba dan salah). Yang sayangnya dalam proses mencoba dan salah ini terkadang menimbulkan luka batin yang sulit untuk diobati, baik bagi anak maupun orangtua.

Di dalam buku Menjadi Orangtua Berhati Buddha / Buddha Heart Parenting karangan DR. C.L. Claridge, tugas orangtua bukanlah soal memberi “hadiah dan hukuman / reward and punishment ”, bahkan ini dianjurkan untuk dihindari, tetapi lebih jauh dari itu adalah mengajarkan kepada anak bahwa mereka “bertanggung jawab atas kehidupan mereka sendiri.” Jadi tugas kita sebagai orangtua adalah sebagai Fasilitator bagi kemajuan dan perkembangan anak-anak kita. Tugas fasilitator adalah untuk mengeluarkan semua potensi kemampuan (kebaikan) dari anak-anak agar mereka bisa tumbuh mandiri dan bertanggung jawab atas hidup mereka sendiri, sekarang dan masa depan.

Untuk bisa menjadi fasilitator yang baik atau orangtua yang berhati Buddha ini, dibutuhkan “Komunikasi Penuh Kasih / Compassionate Communication”. Master Thich Nhat Hanh mengajarkan kita cara mempraktikkan mendengar secara mendalam dan berbicara penuh kasih dalam syair ini : “Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mendengarkan pihak lain dan ucapan tak sadar, saya bertekad untuk berlatih mendengarkan secara mendalam dan berbicara dengan penuh kasih untuk membawa kebahagiaan dan  kegembiraan bagi orang lain serta membebaskan mereka dari  penderitaan. Mengetahui bahwa kata-kata dapat menimbulkan kebahagiaan atau membawa penderitaan,  saya bertekad berbicara benar dengan menggunakan kata-kata yang menginspirasikan munculnya kepercayaan diri, kegembiraan, dan harapan.”

Orangtua harus mempraktikkan cara komunikasi ini. Karena dengan cara ini, kita bisa membina hubungan yang baik dengan anak-anak kita. Mereka adalah bagian dari kita, darah daging kita, dan kita harus merawat mereka seperti kita merawat diri kita sendiri. Orangtua harus selalu ingat kata-kata ini, “They don’t care how much you know, until they know how much you care / Mereka (anak-anak) tidak perduli seberapa banyak anda tahu, sampai mereka tahu seberapa banyak anda peduli”. Mari kita belajar menjadi orangtua berhati Buddha.

Share:

Komentar (0)

Belum ada Komentar.

Ubah Filter Konten
Informasi

Silakan Masuk dengan menggunakan aplikasi Android/IOS