Tzu Chi Center, PIK – Jakarta Utara

BERKAH HARI KATHINA, 116 ANGGOTA SANGHA HADIR DALAM PINDAPATA VEGETARIAN YANG DISELENGARAKAN OLEH KELUARGA BUDDHAYANA INDONESIA

---

Pindapata yang berlangsung secara khidmat ini diliput secara langsung oleh Buddhayana TV. Sela-sela pindapata, Buddhayana TV Sherly Yuliani mewawancarai salah satu Pengurus Pusat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Alwin Leonardi. “Harapan kami setiap tahun memiliki kesempatan untuk mendampingi dan belajar dari panitia  Kathina  Buddhayana” ucap Alwin. Tak hanya itu, Kasubdit Kelembagaan Direktorat Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI, Karsan, S.Ag.,M.Pd juga turut hadir dan mengikuti acara pindapata. Beliau mengatakan bahwa pemerintah selalu mengapresiasi dan mendukung karena pindapata ini adalah untuk menyokong kelangsungan para Bhikkhu, supaya bisa melayani umat.



Ketua Panitia Sanghadana Kathina 2568 TB/ Tahun 2024 Lucy Salim mengatakan Pindapata Vegetarian sudah 4 kali dilaksanakan, dan akan terus dilaksanakan setiap tahun. Selain dibantu oleh Sekber PMVBI, pelaksanaan Kathina tahun 2024 juga dibantu oleh mahasiwa/mahasiswi dari Universitas Indonesia, Binus, dan Universitas Taruna Negara kurang lebih 250 orang yang menjadi volunteer.



Reporter Buddhayana TV juga mewawancarai Ketua Umum Majelis Buddhayana Indonesia, Amin Untario. “Buat umat Buddha warga DKI atau Jabodetabek yang tahun ini belum memiliki kesempatan untuk bisa melakukan langsung pindapata di daerah PIK, kita setiap tahun sudah melakukan satu kerjasama atau komitmen untuk melakukan program yang luar biasa dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, mereka memberikan dukungan yang luar biasa dengan memberikan tempat yang strategis di wilayah Jakarta” ungkapnya.

Pada kesempatan yang baik ini Ketua Majelis Buddhayana Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Djoni Issalim juga turut hadir untuk mengikuti kegiatan pindapata vegetarian. Djoni Issalim  mengatakan bahwa rombongan dari Sumatera Selatan ada sekitar kurang lebih 20 orang yang terdiri dari MBI, WBI dan Sekber Yabuddhi.

Y.M. Dhammacarini menjelaskan bahwa “Sangha Wanita pada tahun ini dan zaman Buddha tidak terlalu berbeda. Pada zaman Buddha Sangha Bhikkhuni komunitasnya menetap di satu tempat di Savati dan hidup berkomunitas tidak berpencar-pencar, dan untuk kebutuhan dalam kehidupannya mereka mendapatkan sokongan penuh dari umat Buddha Dayaka/Dayika di sekitar kota Savati. Ini seperti komunitas Sangha menerima sokongan dan dukungan dari umat Buddha. Tradisi ini masih dilaksanakan sampai sekarang. Hal ini merupakan berkah bagi kita masih melakukan tradisi yang sama dari zaman Buddha” pungkasnya.