Dalam sesi panel tersebut, Dr. Hendra Lim, M.Pd. menjelaskan peran dan kontribusi MBI sebagai organisasi keagamaan Buddha untuk masalah dunia setelah menjelaskan sejarah singkat MBI sebagai organisasi Buddhis tertua di Indonesia. MBI, melalui peran aktif para panditanya dalam melayani umat khususnya dalam penyampaian khotbah Dharma, menggunakan pendekatan agama Buddha kontekstual dalam upaya untuk turut mengatasi berbagai tantangan global. Mereka dilatih untuk menyampaikan materi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Doktrin yang dogmatis dan praktik Dharma yang kekinian dipadukan sedemikian rupa sehingga agama Buddha tidak menjadi ajaran yang hanya indah secara tulisan tetapi juga berkontribusi secara nyata bagi dunia. Sebagai contoh, dalam upaya menghadapi perubahan iklim, MBI mendukung praktik vegetarian (sebagaimana yang dicontohkan oleh Y.A. Ashin Jinarakkhita) yang merupakan sebuah usaha untuk mengurangi konsumsi hewan ternak. Sapi potong atau sapi perah menyumbang gas metana (CH4)  yang memiliki faktor emisi 20-30 kali lipat dari karbon dioksida (CO2)*. Mengurangi konsumsi hewan adalah salah satu kontribusi aktif yang umat Buddha dapat lakukan untuk mengatasi pemanasan global. 

Pandita berperan penting dalam mengedukasi umat Buddha agar mereka tergugah untuk turut berkontribusi dalam berbagai isu global. Kondisi dunia terkini dan cara untuk mengatasinya dibahas dalam khotbah Dharma sehingga ajaran Buddha menjadi bagian dari solusi. Dengan demikian, MBI memiliki kontribusi aktif untuk mengatasi berbagai masalah dunia.

 
Bersama dengan Tokoh Kristen dari India

 
Bersama Iqbal Akhtar, Ph.D, Program Director Acara International Conference on Cross-Cultural Religious Literacy, dari Bahamas.


Bersama dengan President Buddhis Union of Austria dan Professor Private Padagogische Hochschule of Austria


Bersama dengan Rabbi agama Yahudi dan panitia pelaksana

Think global, act local.

*https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/03/06/emisi-metana-dari-limbah-peternakan-bisa-dikurangi-signifikan