Bersyukur dan berterima kasih
U.P. Vidyananda Sehi
Jum'at, 01 Maret 2024
MBI
Jika kita tidak bersyukur dan berterima kasih dengan pekerjaan kita sekarang, maka cepat atau lambat kita akan kehilangan pekerjaan yang kita geluti saat ini. Jika tidak bersyukur dan berterima kasih maka akan terlalu banyak keluh kesah, tidak fokus terhadap kerjaan, melakukan pekerjaan karena terpaksa hanya untuk mendapatkan gaji saja, tidak bekerja dengan sungguh-sungguh, sering berkeluh kesah, menilai buruk teman sekantor, menilai buruk atasan dan sebagainya. Cepat atau lambat kita akan kehilangan pekerjaan ini, sudah siapkah kita?
Biasanya setelah kehilangan baru menyadari ternyata saya sangat butuh kerjaan ini, oh ternyata. Jadi segeralah sadar saat ini pekerjaan inilah yang sudah menyediakan penghidupan keluarga selama ini, segeralah merenung bila kehilangan pekerjaan ini, keadaan ekonomi keluarga bagaimana!
Jika memang sampai saat ini tidak ada pekerjaan yang lebih baik, segeralah rubah pikiran kita, tumbuhkan perasaan bersyukur dan berterima kasih masih ada pekerjaan ini, kembangkan perasaan bersyukur dan berterima kasih, terima kenyataan bahwa ini bagian karma yang harus saya jalani dengan tulus ikhlas, dengan bahagia, inilah yang terbaik yang bisa dilakukan saat ini. Lakukanlah pekerjaan saat ini dengan tulus ikhlas, fokus bersemangat.
Mātāpitu-upaṭṭhānaṁ, Puttadārassa saṅgaho, Anākulā ca kammantā, Etam maṅgalamuttamaṁ. artinya : Membantu ayah dan ibu, Menyokong anak dan isteri, dan bekerja dengan sungguh-sungguh, Itulah Berkah Utama.
Bekerja dengan sungguh-sungguh adalah berkah utama. Dengan bekerja sungguh-sungguh dengan tulus ikhlas, lebih nyaman lebih berbahagia daripada bekerja sambil berkeluh kesah. Dengan bekerja sungguh-sungguh, bekerja dengan bahagia, lebih mungkin merubah peruntungan kita menjadi lebih baik.
Jika kita memiliki peluang pekerjaan lain yang lebih bagus menurut kita, tinggalkan kenangan indah, kenangan baik di tempat kita bekerja saat ini, karena masa depan kita tidak tahu, bisa juga setelah waktu berlalu sekian lama, kita kembali lagi ke pekerjaan yang dulu kita tinggalkan.
Jika kita tidak bersyukur dan berterima kasih dengan teman-teman yang sering ada disekitar kita, maka cepat lambat kita akan kehilangan mereka. Jika tidak bersyukur dan berterima kasih, kita tidak akan menghargai kebersamaan selama ini, kita tidak akan melihat kelebihan-kelebihan teman-teman ini. Jika tidak bersyukur berterima kasih maka kita hanya merasa teman-teman ini membutuhkan kita, bukan saling membutuhkan saling mendukung. Jika tidak bersyukur berterima kasih dengan teman-teman di sekitar kita, kita tidak akan mengembangkan perasaan saling menghargai saling membutuhkan. Sudahkah kita bersedia kehilangan teman-teman yang biasanya dekat dengan kita?
Ingat Dharma mengajarkan tidak ada yang kebetulan. Ketika ditanya kepada siapakah kita berbuat baik, menanam kebajikan saat ini? Jawabannya adalah "yang di sebelah kita saat ini." Jika kita senantiasa bersyukur berterima kasih maka segeralah menanam kebaikan kepada teman-teman ataupun siapa saja di sekitar kita saat ini, berbuatlah yang terbaik saat ini sesuai Dharma maka yang terbaik akan mengikuti kita. Kebajikan akan melindungi praktisinya.
Jika kita tidak bersyukur berterima kasih dengan makanan yang di makan saat ini, maka paling tidak kita akan kehilangan kenikmatan makanan yang di makan saat ini. Jika kita selalu membanding-bandingkan dengan makanan di tempat lain yang lebih enak atau makanan sama yang lebih lezat di masa lalu, maka kita sudah kehilangan momen kekinian merasakan kenikmatan makanan saat ini, merasakan moment kekinian.
Ayoo bersama-sama kita senantiasa bersyukur dan berterima kasih kepada setiap makanan yang akan dimakan, perlu sangat banyak jasa-jasa sehingga sebuah hidangan makanan ada di depan kita, bersyukur dan berterima kasihlah selalu sehingga hidangan-hidangan yang sehat lezat sering tersedia untuk dinikmati disyukuri.
Jika kita tidak kembangkan perasaan bersyukur dan berterima kasih terhadap pasangan hidup kita, sering melihat rumput tetangga lebih hijau, paling tidak kita akan kehilangan kasih sayang dari pasangan kita. Kehidupan keluarga yang kehilangan kasih sayang akan terasa hambar. Jika tidak mengembangkan perasaan bersyukur dan berterima kasih terhadap pasangan, maka mata kita tidak melihat kelebihan-kelebihan pasangan kita dan mata kita menutup diri terhadap kelemahan-kelemahan kita sendiri. Hal ini bisa menyebabkan masalah kecil menjadi besar karena kehilangan rasa bersyukur berterima kasih, kehilangan perasaan saling menghormati. Sudahkah kita bersedia kehilangan pasangan hidup kita saat ini? Sudah siapkah kita kehilangan kasih sayang yang seharusnya dibina!
Segeralah sadar dan latih tumbuh kembangkan perasaan bersyukur dan berterima kasih. Dengan senantiasa melatih tumbuh kembangkan perasaan bersyukur berterima kasih, mata akan terbuka melihat kelebihan-kelebihan pasangan kita dan melihat juga kelemahan-kelemahan kita yang diterima pasangan hidup kita. Dengan senantiasa mengembangkan perasaan bersyukur berterima kasih memiliki pasangan hidup saat ini, maka bisa tercipta saling menghargai saling menghormati, sehingga keharmonisan rumah tangga bisa terjaga dengan baik.
Ārogyaparamā lābhā, santuṭṭhῑparamaṁ dhanaṁ; Vissāsaparamā ñāti, nibbānaṁ paramaṁ sukhaṁ. Kesehatan adalah keuntungan yang paling besar. Kepuasan adalah kekayaan yang paling berharga. Kepercayaan adalah saudara yang paling baik. Nirwāna adalah kebahagiaan yang tertinggi. (Dhammapada syair 204)
Kami selalu memulai hari-hari dan menutup hari-hari dengan melatih menumbuhkembangkan perasaan bersyukur. Bersyukur dan berterima kasih kepada Buddha Gotama yang ± 2600 tahun lalu memutar roda Dharma sehingga semua makhluk bisa terbebas dari kebodohan batin.
Bersyukur dan berterima kasih kepada Brahma Sahampatti yang memohon agar Buddha mengajarkan Dharma nan indah ini untuk kebahagiaan semua makhluk.
Bersyukur dan berterima kasih kepada Dharma nan Agung, Dharma nan mulia petunjuk keluar dari samsara, petunjuk jalan kebahagiaan tertinggi.
Bersyukur dan berterima kasih kepada Arya Sangha, Guru-Guru kita yang memberikan teladan, bahwa jalan yang kita tempuh sudah menghasilkan tak terhitung makhluk-makhluk yang mencapai kesucian dan pencerahan. Jalan ini yang terbaik. Bersyukur dan berterima kasih kepada semua Sangha yang memberikan teladan bahwa sampai saat ini ada yang meneruskan jalan yang di ajarkan Guru Agung Buddha Gotama.
Bersyukur dan berterima kasih kepada ayah ibu, ayah ibu mertua, para Pelindung Penolong, semua yang berjasa kepada kami yang pernah mengajari menolong menjaga membantu kami, Gan En dari hati yang paling dalam.
Dengan mempraktekkan dan menumbuh kembangkan perasaan senantiasa bersyukur berterima kasih akan membuat kita mudah bahagia dan imun tubuh meningkat. Ayo bersama-sama kita lakukan dengan tulus ikhlas, senantiasa tumbuh kembangkan perasaan bersyukur berterima kasih, Gan En. Siswa Buddha adalah manusia yang Beruntung, Terlindungi dan Terberkahi. Semoga bermanfaat dan berbahagia... Sadhu... Sadhu... Sadhu...
Komentar (0)