Seluruh Indonesia
Ubah Lokasi
  • Artikel
  • Home
  • /
  • Artikel
  • /
  • Anicca, Perubahan, Disrupsi, dan apa Akibatnya

Cari

Tampilkan Artikel

Anicca, Perubahan, Disrupsi, dan apa Akibatnya

U.P. Sugianto Sulaiman

Jum'at, 20 Oktober 2023

MBI

Dalam kehidupan ini, menurut guru Buddha terdapat Tiga Corak Universal atau dalam bahasa Pali disebut Tilakkhana yaitu Penderitaan (Dukkha), Ketidakkekalan (Anicca), dan Ketidakakuan (Anatta).


Tulisan ini menitik beratkan pada perubahan atau Anicca, namun Dukkha dan Anatta tetap mempunyai kaitan, karena tidak mungkin Anicca bisa berdiri sendiri dalam kehidupan ini. Anicca menimbulkan Dukkha dan untuk mengatasi Dukkha kita dapat menerapkan Anatta sebab Anicca tidak mungkin ditolak namun harus dipahami.

Anicca adalah ketidakkekalan, hal ini menunjukan bahwa segala hal yang terkondisi akan selalu mengalami perubahan dan tidak tetap. Kini dapat dimengerti dan dipahami bahwa segala kondisi adalah tidak kekal. Pemahaman yang baik atas Dharma ini membuat seseorang senantiasa siap jika mengalami perubahan yang tidak mengenakkan atau sebaliknya. Setiap orang menjadi termotivasi untuk dapat mengantisipasi terjadinya perubahan akibat pergantian musim, suhu, iklim, struktur sosial, regulasi, maupun hal-hal lain yang mungkin terjadi

(https://kemenag.go.id/buddha/memahami-hukum-perubahan-lp1g1b)

Tulisan ini dibuat ketika terjadi fenomena tutupnya sebagian besar kios-kios di Tanah Abang akibat penggunaan sosial media komersial, seperti tiktok. Sebelumnya terjadi hal yang sama di ITC Mangga Dua dan sejumlah mall-mall besar lainya di Jakarta. Ternyata fenomena yang sama terjadi juga di berbagai kota besar lainya termasuk di kota Surabaya.

Menurut Rhenald Kasali, Disrupsi artinya Perubahan. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terus berkembang dan sekarang kita memasuki Era Disrupsi atau Jaman Perubahan dimana Informatika atau teknologi digital menguasai kehidupan kita. Kita melihat bagaimana jatuhnya taksi-taksi konvensional yang tidak mampu melawan kedikdayaan taksi-taksi online, demikian juga perdagangan online yang menghancurkan mall dan supermarket konvensional.

Berkembangnya dunia online merupakan suatu perubahan yang sangat besar dalam kehidupan kita. Sekarang orang bahkan melakukan upacara keagamaan secara online, Upacara Pemakaman dihadiri secara online, akan tetapi kejahatanpun banyak yang dilakukan secara online misalnya investasi yang bodong, penipuan, judi dan seterusnya.

Penulis sendiri dan keluarga pernah mengalami Disrupsi. Waktu itu sekitar tahun 80-an, dimana sedang menjamur toko roti Bakery yang terkesan modern, bersih dan keren. Apalagi ketika membeli roti Bakery kita diberi kemasan berupa kotak/dus dan kantong plastik, sehingga kelihatan rapi dan menarik. Tentu saja ini bukan lawan dari toko-toko kue tradisional yang dikelola oleh ibu penulis. Dalam waktu tidak terlalu lama, penulis harus menerima kenyataan bahwa toko kue milik ibu harus ditutup karena tidak laku, sebab masyarakat waktu itu lebih gemar membeli roti Bakery. Penulis sekeluarga tidak punya penghasilan lain kecuali dari toko kue tradisional tersebut. Akhirnya orangtua terpaksa menjual aset-aset yang dimiliki untuk menutupi pengeluaran keluarga dan hal itu sungguh menyedihkan. Dalam keadaan gamang dan penuh kesedihan tersebut, ibu penulis berpesan “nanti, kalian harus gunakan otak untuk mencari penghidupan ini” artinya harus menjadi pekerja profesional agar kita tidak lagi mengalami dampak yang sangat menyedihkan seperti yang dialami saat itu.

Disrupsi juga terjadi di awal tahun 90-an, dimana ketika itu VCD sedang laku-lakunya. Film serial, baik yang legal maupun yang ilegal, beredar dimana-mana sehingga memukul bioskop-bioskop. Masyarakat lebih tertarik menonton film serial dari pada nonton film di bioskop, akibatnya bioskop satu demi satu tumbang. Ini hanya satu contoh, masih banyak lagi perubahan dalam hidup kita yang tidak bisa kita lawan. Semua perubahan tersebut umumnya karena adanya perkembangan teknologi dan gaya hidup yang baru.

Memang sebagaimana yang kita ketahui ada masyarakat tertentu yang menolak perubahan. Di daerah Banten misalnya ada suku Baduy yang hidup di wilayah kabupaten Lebak yang masih terus mempertahankan adat istiadat, agama dan budayanya seperti dahulu kala. Mereka, terutama suku Baduy Dalam, terpaksa hidup mengisolasi diri sehingga kehidupan seolah-olah berhenti di Baduy Dalam. Di luar negeri juga ada kelompok masyarakat yang mempertahankan kehidupan tradisionalnya, seperti di abad pertengahan. Hal itu terjadi pada kaum Gipsy yang nomaden atau berpindah-pindah tempat yang hidup di Eropa sampai wilayah Timur Tengah. Di Amerika Serikat yang sangat modernpun masih ada beberapa kelompok yang mempertahankan kehidupan tradisionalnya, mereka hidup bagaikan abad ke-18. Pakaian yang mereka kenakan, rumah-rumah yang mereka huni, serta kendaraan yang mereka pakai semua masih model abad ke-18. Jadi mereka menolak penggunaan listrik, mesin, apalagi komputer atau internet. Mereka hidup terpencil dan jauh dari kemajuan jaman.

Tentu gaya hidup seperti di atas sangat sedikit terjadi Disrupsi atau perubahan karena kemajuan teknologi dan gaya hidup modern ditolak oleh mereka. Di awal abad ke-20 yaitu ketika Dinasti Qing atau Manchu runtuh di tahun 1911, bangsa China juga mengalami perubahan yang luar biasa dimana semua laki-laki Tionghoa harus memotong kuncirnya padahal sewaktu Dinasti Qing berkuasa ketika seorang laki-laki tidak punya kuncir maka ia akan di eksekusi dengan potong kepala. Dengan memotong kuncir seorang China merasa ia sudah bebas dari penjajahan bangsa Manchu. Bagi perempuan, praktek pengecilan kaki atau pematahan tulang-tulang kaki sudah dilarang dan kemudian bangsa China mengalami jaman komunis yang ortodok di bawah pimpinan Ketua Mao. Sekarang karena terjadi disrupsi atau perubahan bangsa China menjadi bangsa yang besar bahkan secara ekonomi China hampir menggeser kekuatan Amerika Serikat.

Belajar dari kasus China dan belajar dari kasus penulis pribadi maka disrupsi atau perubahan atau Anicca tidak mungkin ditolak karena perubahan merupakan keniscayaan. Tutupnya toko-toko di Tanah Abang, ITC Mangga Dua, dan berbagai tempat lainya merupakan bukti adanya perubahan atau Anicca yang berlangsung terus-menerus. Dengan memperhatikan Tilakkhana sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, siap-tidak siap perubahan atau Anicca akan terus berlangsung. Memang Anicca bisa menimbulkan penderitaan (Dukkha), namun dapat juga menimbulkan kebahagiaan atau kesenangan.

Perubahan yang terjadi di atas disebabkan oleh adanya teknologi Online yang merubah gaya hidup atau gaya belanja masyarakat. Kita tidak mungkin menolak timbulnya perubahan ini seperti masyarakat Baduy Dalam atau masyarakat yang hidup di dunianya sendiri. Kita harus menyesuaikan diri dengan apa yang sedang terjadi, karena itu perlu menggunakan jurus Dukkha Niroda atau menyadari lenyapnya Dukkha. Untuk melenyapkan Dukkha memang tidak gampang. Penulis sendiri mengambil jalan profesi sebagai Advokat sebagaimana nasihat dari ibu. Memang untuk menjadi Advokat kita harus lulus Sarjana Hukum, lalu mengikuti pendidikan Advokat dan magang serta berpraktek sebagai Advokat muda.

Menekuni profesi memang kita bisa sedikit bernapas lega, karena teknologi tidak dapat menghapuskan profesi Advokat walapun persidangan sekarang juga dilakukan secara online atau dikenal dengan E-Court. Bagi profesi-profesi lain misalnya Konsultan Pajak, Akuntan, dan profesi Konsultan Teknik tampaknya akan mengalami ancaman di masa depan, karena teknologi internet akan terus berkembang dan mengancam ptofesi-profesi di atas, atau profesi lainya.

Dari hal yang penulis sampaikan di atas, tentu ada sejumlah hal yang tidak dapat berubah, seperti manusia perlu makan. Walaupun jenis makanan banyak yang berubah, misalnya timbul makanan-makanan baru seperti makanan instan, makanan kemasan, dan produk makanan olahan dari industri makanan bahkan timbul pula daging buatan dan berbagai produk-produk makanan dengan pendekatan teknologi, demikian juga tempat tinggal. Berita terakhir di Kompas TV menyampaikan bahwa pasca pandemi Corona tahun 2019-2022, sekarang ini di kota New York sebagai kota megapolitan terbesar di Amerika, banyak gedung-gedung perkantoran yang kosong dan terpaksa di rubah menjadi apartemen atau tempat tinggal.

Perubahan akan terus terjadi, karena itu siap tidak siap kita harus menghadapinya. Beruntunglah kita memperoleh ajaran Dharma dari Sang Buddha berupa Tilakkhana yang terdiri dari Dhukkha, Anicca dan Anatta. Hanya dengan berlatih Dharma, kita bisa mencapai lenyapnya Dukkha. Selamat berlatih!

Share:

Komentar (0)

Belum ada Komentar.

Ubah Filter Konten
Informasi

Silakan Masuk dengan menggunakan aplikasi Android/IOS