Berdamai Dengan Diri Sendiri
U.P. Vidyananda Sehi
Senin, 25 November 2024
MBI
Banyak orang yang malu tidak pada tempatnya, contohnya malu meminta pelayanan resto membungkus makanan terakhir yang tidak di makan, padahal makanan ini bisa untuk diberikan untuk orang lain yang membutuhkan atau untuk sarapan besok pagi.
Malu itu kalau melanggar Sila: malu kalau mencuri, malu kalau berzinah, malu kalau menipu, malu kalau mabuk-mabukan, malu kalau berjudi, tempatkan rasa malu itu pada tempatnya.
Jangan malu bila lupa sesuatu tetapi malu bila tidak jujur. Lupa itu hal biasa tidak bisa dipaksakan, kadang bisa lupa hal-hal yang mudah, apalagi sedang kurang tidur atau lagi banyak masalah, terima saja keadaan ini, lupa hal biasa. Yang tidak biasa itu kalau kita lupa dan kita menutupi lupa dengan ketidakjujuran lainnya.
Kalau lupa sesuatu tanya saja "Mbah Google" yang memorinya terbaik, berusahalah tetap jujur, tetap jadi orang baik hati yang jujur dengan bijaksana, saat ada yang lihat maupun tidak ada yang lihat, terutama JUJURLAH PADA DIRI SENDIRI, BERDAMAI DENGAN DIRI SENDIRI. Terima keadaan diri yang bisa berbuat kesalahan, sengaja tidak sengaja, tapi teruslah belajar untuk menjadi lebih baik.
Jika ada kesalahan yang tidak disengaja, terima saja, akui, perbaiki, belajar, belajar dan belajar menjadi lebih baik dari hari ke hari, semakin jujur, semakin sabar, semakin bijak. Jangan terlalu sering melihat keluar, melihat kesalahan orang lain, menilai kesalahan orang lain, ingat pepatah Semut di seberang lautan tampak, Gajah di depan mata tidak tampak. Begitulah manusia pada umumnya, saat orang lain salah dibesar-besarkan, tapi kalau diri sendiri salah, diam saja.
Kalau melihat keluar, ke orang lain itu untuk belajar dari kesalahan mereka, belajar dari pengalaman orang lain. Tidak perlu sendiri salah baru sadar, mau berapa banyak kesalahan baru kita bisa sadar, tetapi belajar dari kesalahan orang lain sehingga kita tidak perlu berbuat kesalahan yang sama dengan dia.
Janganlah jadi manusia yang penuh kepalsuan, kepalsuan tidak bisa ditutupi untuk jangka panjang dan kepalsuan tidak sesuai dengan ajaran Buddha. Jadilah manusia yang jujur apa adanya, jujur dengan bijak sesuaikan dengan keadaan, kejujuran akan mendatangkan kedamaian dan ketenangan. JUJUR SUNGGUH JUJUR (Karaniya Metta Sutta) merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian.
Berdamailah dengan diri sendiri, terima diri sendiri apa adanya, anda belum sempurna, saya juga, "izinkan" diri berbuat kesalahan yang tidak disengaja dan teruslah berbuat yang terbaik untuk diri sendiri, keluarga dan orang lain, sehingga kehidupan sebagai manusia menjadi lebih berarti.
Ingatlah kalyanamitra, Dharma mengajarkan kita bahwa tidak ada tempat di dunia ini hanya ada pujian saja, tidak ada tempat di dunia ini disukai semua orang, langit saja banyak yang protes kok panas kali, kok hujan saja, tetapi kehidupan ini tetap ada suka-duka, dipuji-dicela, untung-rugi, sakit-sehat, lancar-tidak lancar.
Jika bisa MENERIMA PERUBAHAN ini, maka hidup akan senantiasa diliputi kedamaian. Damai saat dipuji dan juga damai saat dicela, damai saat sehat dan juga damai saat sakit, damai saat untung dan juga damai saat rugi, damai saat lancar maupun damai saat tidak lancar, hidup dipenuhi kedamaian ketenangan kebahagiaan.
Ayo bersama-sama kita terus berlatih Dharma dengan penuh semangat; berdanalah dengan penuh keyakinan, rawatlah sila setiap saat, gemar meditasi, inilah yang terbaik. Latihlah tujuh kebiasaan baik untuk menambah deposito kebajikan diri masing-masing.
Semoga semua makhluk tercerahkan di dalam Dharma, berbahagia dan sejahtera di dalam Dharma, mendapatkan kebahagiaan tertinggi Nirwana secepatnya di masa mendatang. Aku ingin terbebas dari alam samsara, semoga yang lain terbebaskan juga.
Semoga bermanfaat dan semua berbahagia.
Sadhu.. Sadhu.. Sadhu..
Komentar (1)
Reannie Puspasari
Jumat, 29 November 2024 10:41
bener ini kadang orang lain suka mencela saya tapi saya diam saja dan biarkan mereka berbicara sepuas mereka.