Seluruh Indonesia
Ubah Lokasi
  • Artikel

Cari

Tampilkan Artikel

Menenangkan Pikiran Monyet

UAP. Satyamita Kurniady Halim

Senin, 16 Oktober 2023

MBI

Kehidupan di era modern seringkali terasa seperti berjalan di atas tali tipis, dengan berbagai tugas dan tuntutan yang tak pernah berhenti. Pikiran kita, seperti seekor "monyet," terus melompat dari satu pemikiran ke pemikiran lainnya. Kita terjebak dalam kebiasaan multitasking, terpikat oleh perangkat teknologi, dan merasa kesulitan untuk benar-benar fokus pada saat ini.  Namun, sebenarnya ada cara untuk merapikan kekacauan pikiran ini, dan itu disebut "mindfulness."


Mindfulness adalah praktik dari ajaran Buddha yang membantu kita untuk memberikan perhatian penuh kepada apa yang kita lakukan, rasakan, dan pikirkan tanpa menghakimi atau menilai.  Ini adalah cara untuk memusatkan perhatian kita, atau dalam bahasa Buddha disebut "sati," yang artinya perhatian atau ingatan. Sati mengajarkan kita untuk ingat untuk mengamati apa yang ada saat ini.

Mengapa kita perlu berlatih mindfulness?

Pertanyaan yang perlu kita jawab adalah mengapa kita perlu melatih mindfulness? Kehidupan kita saat ini telah mengalami perubahan yang signifikan jika dibandingkan dengan masa lalu. Satu perubahan mencolok adalah penurunan drastis dalam kemampuan manusia untuk mempertahankan perhatian mereka. Dalam beberapa dekade terakhir, kita telah menyaksikan perubahan yang mengkhawatirkan dalam statistik tentang attention span manusia.

Sebelumnya, attention span manusia cenderung lebih panjang. Seorang individu dapat dengan mudah fokus pada tugas atau aktivitas tertentu dalam waktu yang lebih lama. Ini memungkinkan mereka untuk memahami dan menyelesaikan tugas dengan lebih efektif, mendalami topik secara lebih mendalam, dan menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih kualitas. Namun, pada masa kini, perhatian kita telah mengalami pergeseran drastis.

Pada tahun 2015, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Microsoft menemukan bahwa kemampuan fokus rata-rata manusia hanya bertahan selama sekitar 8 detik. Faktanya, waktu perhatian tersebut lebih pendek daripada perhatian seekor ikan emas yang dikenal dengan ketidak mampuannya untuk berkonsentrasi. Fenomena ini telah terjadi karena banyak faktor, salah satunya adalah penggunaan yang berlebihan perangkat teknologi, seperti smartphone, tablet, dan komputer.

Multitasking

Kebiasaan multitasking juga menjadi penyebab utama penurunan kemampuan fokus kita. Dalam upaya untuk menjalani hidup yang semakin cepat dan produktif, kita sering kali mencoba melakukan beberapa tugas secara bersamaan. Hasilnya, kita merasa tercerai-berai dalam pemikiran kita, dengan pikiran yang melompat-lompat dari satu tugas ke tugas lainnya.

Akibatnya, kita merasa semakin terpisah dari momen kini. Kita mengalami kesulitan untuk benar-benar hadir dalam situasi yang sedang kita alami. Ini mengganggu hubungan kita dengan orang-orang di sekitar kita, merusak produktivitas, dan menyebabkan stres yang lebih tinggi. Oleh karena itu, berlatih mindfulness menjadi semakin penting.

Mindfulness memungkinkan kita untuk mengatasi tantangan perhatian yang semakin menurun ini. Dengan melatih diri untuk memusatkan perhatian pada saat ini, kita dapat mengembalikan kemampuan untuk merasakan, merenung, dan menghargai momen kini. Mindfulness membantu kita untuk tidak terjerat dalam perangkap multitasking yang merugikan, dan memberi kita alat untuk menahan godaan perangkat teknologi yang tidak pernah berhenti.

Kita perlu melatih pikiran kita.

Pikiran kita seringkali berperilaku seperti monyet yang melompat-lompat tanpa henti dari satu pemikiran ke pemikiran lainnya. Mereka sering kali dipenuhi dengan kekhawatiran, penilaian diri, dan pemikiran negatif lainnya, yang membuat kita merasa terganggu dan stres. Dalam keadaan seperti ini, kita merasa tidak lagi memiliki kendali atas pikiran kita. Melalui latihan mindfulness, kita belajar untuk menerima dan mengamati pikiran kita tanpa terjebak di dalamnya. Ini memungkinkan kita membuat keputusan yang lebih bijak tentang cara merespons pikiran-pikiran tersebut, daripada hanya terbawa oleh mereka.

Pada saat hidup dalam dunia yang semakin penuh dengan kebisingan dan distraksi, merasa seperti kita memiliki kendali atas pikiran kita seringkali merupakan hal yang sulit. Pikiran kita terus melompat dari satu pemikirian ke pemikiran lainnya, mirip dengan atraksi monyet yang melompat - lompat tanpa henti. Kita terjebak dalam siklus kekhawatiran, penilaian diri, dan pemikiran negatif yang bisa menjadi penyebab stress dan ketidakbahagiaan.


Cerita Kera Sakti dan Guru

Untuk memahami bagaimana kita dapat mengendalikan pikiran monyet kita, ada cerita yang patut diingatkan, yakni cerita tentang Kera Sakti. Ketika Kera Sakti berulah dan gerlisah, apa yang dilakukan oleh gurunya bukanlah marah atau ketikpedulian. sebaliknya, sang guru duduk dengan tenang. mendendangkan mantra, dan mengamati denga penuh perhatian bagaimana Kera Sakti akhirnya kembali tenang.

Ketika kita berlatih meditasi atau mindfulness, kita pun menghadapi gelombang pikiran monyet yang sangat sibuk. Semakin kita merasa kesal dan frustasi terhadap pikiran-pikiran ini, semakin sulit bagi kita untuk mengendalikannya, Cara sederhana untuk meredakan pikiran monyet ini adalah dengan fokus pada dua elemen kunci: pernapasan dan kesadaran terhadap tubuh.

Fokus pada Pernapasan

Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan fokus pada pernapasan. Cobalah duduk dengan nyaman, tutup mata jika kita mau, dan mulai merasakan aliran udara yang masuk dan keluar melalui hidung. Alihkan perhatian kita sepenuhnya pada sensasi pernapasan ini. Kita tidak perlu mengubahnya atau mengontrolnya, cukup amati dan rasakan. Ketika pikiran kita mulai melayang ke pemikiran yang berputar-putar, bawa kembali perhatian kita dengan lembut pada sensasi pernapasan. INi adalah teknik yang sederhana, tetapi sangat efektif dalam membantu mengendalikan pikiran monyet kita dan membawanya ke dalam kehadiran saat ini. Sangat mungkin bahwa kita akan terdistraksi, tetapi ketika kita mampu sadar dan kembali memperhatikannapas, pada saat itu kita sudah 'berhasil sadar'.

Kesadaran terhadap Tubuh

Selain pernapasan, kesadaran terhadap tubuh juga merupakan alat yang berguna. Saat bermeditasi, arahkan perhatian kita pada bagian-bagian tubuh kita. Mulailah dari ujung kaki dan perlahan naik ke atas, merasakan setiap sensasi yang ada di setiap bagian tubuh. Ini membantu kita merasakan lebih terhubung dengan tubuh dan mengalihkan perhatian dari pikiran yang berkecamuk.

Melalui latihan ini, kita membangun kemampuan untuk menerima pikiran tanpa terperangkap didalamnya. Kita belajar untuk tidak merespon pikiran-pikiran negatif dan kekhawatiran dengan impulsif, melainkan merenungkan mereka dengan lebih bijak. Pepatah Zen selalu mengulangi 'tubuh kamu dimana, pikiran kamu disana".

Manfaat Melatih Kembali Hadir

Sejalan waktu, praktik ini akan membantu kita mengembangkan kehadiran saat ini yang kuat. Kita akan merasa lebih tenang, lebih fokus, dan lebih bahagia dalam kehidupan sehari-hari. Ini karena kita telah memperoleh alat yang memungkinkan menghadapi stres dengan lebih baik dan membuat keputusan yang lebih bijak. Kita akan lebih mudah merespon keadaan sehari-hari dengan ketenangan dan kesadaran, daripada terjebak dalam monolog internal yang terus-menerus.

Dalam dunia yang semakin penuh dengan gangguan dan distraksi, praktik mindfulness adalah kunsi untuk mengendalikan pikiran monyet, mencapai kedamaian, dan menjalani hidup dengan lebih mendalam. Ingatlah, ini adalah sebuah perjalanan yang memerlukan waktu dan latihan terus-menerus. Jadi, mari berlatih mindfulness, menjinakan pikiran monyet kita, dan merasakan kebahagiaan dalam kehadiran saat ini. Mindfulness membantu kita menjadi lebih sadar, tenang, dan bahagia dalam dunia yang seringkali penuh dengan kebisingan dan gangguan.


Sudahkah kita berlatih hari ini ?

Share:

Komentar (1)

Sudy Halim

Selasa, 28 November 2023 05:12

????Terima kasih atas ceramah dhammanya, Romo.

Ubah Filter Konten
Informasi

Silakan Masuk dengan menggunakan aplikasi Android/IOS