Seluruh Indonesia
Ubah Lokasi
  • Artikel
  • Home
  • /
  • Artikel
  • /
  • Walk with Buddha – Ziarah ke Tanah Buddha

Cari

Tampilkan Artikel

Walk with Buddha – Ziarah ke Tanah Buddha

Heru Suherman Lim dan U.P. Cunda Jugiarta Supandi

Jum'at, 16 Februari 2024

MBI

Walk with Buddha atau berjalan bersama Buddha adalah sebuah tagline untuk perjalanan ziarah ke tanah Buddha yang kami buat beberapa tahun lalu. Sebuah ilustrasi yang menggambarkan tentang keinginan kami berjalan bersama Buddha yaitu dengan melakukan perjalanan napak tilas di tempat dimana Pangeran Siddhartha Gautama dilahirkan dan dibesarkan di Lumbini dan Kapilavastu. Kemudian tempat dimana beliau melepas keduniawian dengan menjadi petapa dan melanjutkan tapa brata demi mencapai kebebasan dari penderitaan di hutan uruwela dan keberhasilannya mencapai kebuddhaan di bawah pohon bodhi di hutan Gaya. Begitu pula di taman rusa yang tenang dan damai, tempat dimana sang Bhagava memutar roda Dharma untuk pertama kali.


Napak tilas tidak hanya pada empat tempat saja melainkan juga menapaki perjalanan yang dilakukan Buddha selama 45 tahun seperti di Puncak Gridjakuta yang legendaris dan banyak peristiwa penting terjadi di sana, wihara Veluvana dimana Magha Puja pertama kali diadakan di sana dengan begitu banyak keajaiban yang beriringan dengan acara itu. Tentu saja Vaishali, Jetavana dan Sankissa juga jangan sampai terlewatkan karena banyak kisah-kisah yang agung dan mengagumkan pernah hadir di sana. Kushinagar atau Kusinara adalah tempat terakhir Tathagata disemayamkan dan dikremasikan.

Menjalani perjalanan ziarah serta napak tilas ini tentunya membuat kagum, takjub dan pastinya menguatkan keyakinan kepada Buddha, Dharma dan Sangha. Melihat, menjalani dan berhubungan langsung dengan tempat kejadian, budaya masyarakat serta cuacanya pastilah membuat kita menjadi lebih mengerti secara mendalam apa, mengapa dan bagaimana Buddha mengajarkan Dharma. Ini tentunya sangat cocok untuk sebagian orang yang memiliki motto seing is believing. Ketika ia melihat, barulah ia percaya.

Ada beberapa umat Buddha bertanya apakah dalam ajaran Buddha juga diwajibkan melakukan perjalanan ziarah seperti yang diwajibkan oleh agama non Buddhis, misalnya supaya selamat dunia akhirat maka sahabat Muslim menjalankan rukun islam yang kelima yaitu menunaikan Ibadah haji dengan perjalanan ke Kota Makkah di Arab Saudi, sahabat Nasrani yang melakukan ziarah ke Lourdes, dimana dikatakan Bunda Maria sering menampakan dirinya di tempat suci itu, begitu juga sahabat Hindu dengan ziarah Tirtayatra-nya. Di Buddhis, banyak yang menyebutkan dengan Dharmayatra, tetapi kami lebih suka menyebutnya Bodhiyatra, perjalanan mencapai pencerahan (enlightenment journey).

Dalam Mahāparinibbānasuttaṃ disebutkan dengan sangat jelas oleh Buddha, terdapat 4 (empat) tempat ziarah yang seharusnya dikunjungi oleh putra keluarga yang memiliki keyakinan (Cattārimāni, ānanda, saddhassa kulaputtassa dassanīyāni saṃvejanīyāni ṭhānāni), apakah empat tempat itu? (Katamāni cattāri?)

1. Di sini Tathāgata dilahirkan o Ānanda, tempat ziarah ini seharusnya dikunjungi oleh putra keluarga yang memiliki keyakinan. (Idha tathāgato jāto’ti, ānanda, saddhassa kulaputtassa dassanīyaṃ saṃvejanīyaṃ ṭhānaṃ)

2. Di sini o Ānanda , Tathāgata telah mencapai Pencerahan Sempurna yang tertinggi, menjadi Buddha, tempat ziarah ini seharusnya dikunjungi oleh putra keluarga yang memiliki keyakinan. (Idha tathāgato anuttaraṃ sammāsambodhiṃ abhisambuddho’ti, ānanda, saddhassa kulaputtassa dassanīyaṃ saṃvejanīyaṃ ṭhānaṃ)

3. Di sini o Ānanda, Roda Dhamma telah diputar oleh Tathāgata, tempat ziarah ini seharusnya dikunjungi oleh putra keluarga yang memiliki keyakinan. (Idha tathāgatena anuttaraṃ dhammacakkaṃ pavattita’nti, ānanda, saddhassa kulaputtassa dassanīyaṃ saṃvejanīyaṃ ṭhānaṃ)

4. Di sini o Ānanda, Tathāgata mencapai Nibbāna sempurna tanpa sisa kelompok kehidupan, tempat ziarah ini seharusnya dikunjungi oleh putra keluarga yang memiliki keyakinan. (Idha tathāgato anupādisesāya nibbānadhātuyā parinibbuto’ti, ānanda, saddhassa kulaputtassa dassanīyaṃ saṃvejanīyaṃ ṭhānaṃ)

Inilah O Ānanda, empat tempat yang patut dikunjungi oleh putra keluarga yang memiliki keyakinan. (Imāni kho, ānanda, cattāri saddhassa kulaputtassa dassanīyāni saṃvejanīyāni ṭhānāni.)

Walaupun dalam perjalanan napak tilas sulit dalam mengikuti sesuai kronologis karena masalah tempat dan waktu perjalanan, tetapi tentunya tidak mengurangi rasa dan makna perjalanan mencapai pencerahan tersebut. Tempat-tempat ini secara global dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

4 (Empat) tempat suci yaitu :

a.      Lumbini, tempat kelahiran Bodhisatwa (Jātaṭṭhāna)
Lumbini adalah sebuah tempat yang sangat penting dan dianggap suci dalam agama karena di situlah Bodhisatwa Siddhartha Gautama, yang kemudian dikenal sebagai Buddha dilahirkan pada bulan purnama Waisak. Lumbini terletak di wilayah Rupandehi, Nepal.  Konon Ratu Maya Dewi, melahirkan Siddhartha saat berdiri di bawah pohon Sala.

Lumbini menjadi pusat ziarah bagi umat Buddha di seluruh dunia. Tempat ini memiliki berbagai bangunan dan monumen, termasuk Kuil Maya Dewi yang di dalamnya terdapat lokasi kelahiran Buddha yang dibuktikan dalam penemuan arkeologis.

Selain Kuil Maya Dewi, juga terdapat kolam suci yang disebut Kolam Puskarini, dimana tempat Ratu Maya Dewi mandi sebelum melahirkan. Juga terdapat pilar Ashoka, yang didirikan oleh raja Ashoka dari India pada abad ke-3 SM.

b.      Bodhgaya, tempat pencerahan Buddha (Abhisambuddhaṭṭhāna)
Bodhgaya adalah kota kecil yang terletak di negara bagian Bihar, India, dan menjadi salah satu situs paling suci dalam agama Buddha. Tempat ini sangat terkenal karena merupakan lokasi di mana Petapa Gautama mencapai pencerahan dan menjadi Buddha di bawah pohon Bodhi.  Setelah melakukan pencarian spiritual yang intensif dan belajar dari banyak guru-guru besar selama bertahun-tahun, akhirnya ia tiba di hutan gaya dan duduk di bawah pohon Bodhi dengan tekad kuat tidak akan beranjak sampai mencapai pencerahan. hingga pada akhirnya, dia mencapai pencerahan dan menjadi Buddha.

Pohon Bodhi yang ada di Bodhgaya saat ini diyakini adalah keturunan langsung dari pohon asli tempat Buddha duduk. Selain Pohon Bodhi, terdapat juga Mahabodhi Vihara, yang dibangun oleh raja Ashoka dan juga terdapat tempat-tempat tujuh minggu pertama pasca penerangan sempurna Buddha seperti Animisa, Mucalinda, Jayaratana dan lainnya.

c.      Sarnath, Tempat Pemutaran Roda Dharma (Dhammacakkappavattanaṭṭhāna)
Taman Rusa Isipatana sekarang dikenal dengan Sarnath, terletak di dekat Varanasi (dulu Benares), Uttar Pradesh, India, adalah tempat terjadinya peristiwa signifikan dalam buddhis yaitu Buddha mengajarkan Dharma untuk pertama kalinya setelah mencapai pencerahan pada saat bulan purnama Asadha yang dikenal dengan Khotbah pemutaran roda dharma. Setelah menghabiskan tujuh minggu di Bodhgaya dan menerima permohonan dari Brahma Sahampati, Buddha memutuskan untuk mengajarkan Dharma. Perjalanan pertamanya membawa-Nya ke Isipatana untuk bertemu dengan lima pertapa yang sebelumnya telah menjadi sahabatnya selama masa pencarian spiritualnya.

Sarnath terdapat Stupa Dhamek, sebuah stupa besar yang dibangun oleh raja Ashoka sebagai penanda tempat dimana Buddha mengajarkan dharma pertamanya; Sarnath Archaeological Museum: Museum ini memiliki banyak koleksi artefak yang paling terkenal, koleksinya juga berupa puncak pilar Asokha yang masih utuh dan patung Buddha khasnya; dan Mulagandha Kuti Vihara.

d.      Tempat wafat (Parinibbutaṭṭhāna)

Kushinagar, juga dikenal sebagai Kusinara, adalah sebuah kota kecil di negara bagian Uttar Pradesh, India. Di sinilah, Tathāgata wafat dan mencapai Parinibbāna (Parinirvāṇa), atau telah mencapai Nibbāna tanpa sisa kelompok kehidupan (Anupādisesa Nibbāna) pada usia 80 tahun, tubuhnya dikremasi di Stupa Ramabhar, yang masih dapat dikunjungi hingga saat ini. Mahaparnibbana temple dimana terdapat Buddharupang berbaring adalah tempat ziarah utama bagi umat Buddha.

4 (Empat) tempat Mukjizat

a.      Shravasti atau Savatthi, adalah sebuah kota yang terletak di Uttar Pradesh, dan menjadi salah satu tempat utama dalam kehidupan Buddha Gautama. Shravasti menjadi tempat penting selama masa hidup Buddha, beliau menghabiskan sebagian besar musim hujan (vassa) di sana. Beberapa mukjizat ditunjukkan oleh Buddha. Di Shravasti terdapat Jetavana Vihara, sebuah wihara yang didanakan oleh Anathapindika yang merupakan tempat Buddha mengajarkan banyak sutta-sutta penting; Stupa Angulimala, dibangun untuk mengingat Angulimala, seorang penjahat yang berubah menjadi murid Buddha dan mencapai pencerahan.

b.      Sankasia atau Sankassa, adalah sebuah kota yang terletak di Uttar Pradesh. Sankasia tercatat dalam sejarah sebagai salah satu tempat di mana Buddha Gautama melakukan pertunjukan berbagai mukjizat, dimana Buddha diiringi dewa Brahma dan dewa Indra turun dari Surga Tawatimsa dengan jembatan pertama di langit setelah selesai mengajarkan dharma kepada ibunya. Di tempat ini terdapat pilar batu yang dibangun oleh raja Ashoka dan menggambarkan kisah Buddha yang turun dari langit.

c.      Rajgir atau Rajagaha, terletak di negara bagian Bihar, India. Ketika zaman Buddha, Rajagraha adalah ibukota kerajaan Magadha, dimana tempat raja Bimbisara dan pangeran Ajatasatu berada. Di daerah ini terjadi beberapa peristiwa penting dalam perjalanan hidup Buddha seperti Vulture's Peak (Gijjhakuta): sebuah bukit batu yang merupakan tempat di mana Buddha mengajarkan beberapa ajaran penting salah satunya adalah Sutra Hati, Saptaparni Cave adalah gua di mana Buddha tinggal selama beberapa periode hujan (vassa), Kebun Mangga Jivaka adalah tempat peristirahatan Buddha dan murid-muridnya selama musim panas. Jivaka, seorang dokter dan pendukung Buddha. Rajgir juga menjadi tempat Konsili Pertama setelah Buddha wafat, dimana ajaran Buddhis pertama kali dikumpulkan dan diulang oleh para Arahat.

d.      Vaishali atau Vesali terletak di negara bagian Bihar, India. Vaishali dianggap sebagai salah satu dari delapan tempat suci Buddhis dan peristiwa penting terkenal yang terjadi di Vaishali seperti terbentuknya Sangha Bikuni dengan pemberian izin bagi biarawati dalam komunitas Buddhis, sebagai tempat Buddha mendeklarasikan parinibbana-Nya, Buddha mengajarkan Ratana Sutta ketika Vaishali dilanda wabah penyakit mematikan dan tempat Ananda, salah satu siswa utama Buddha, menghabiskan akhir hidupnya dan sebuah stupa yang dikenal sebagai Stupa Ananda didirikan untuk mengenang kepergiannya.

Demikanlah penjelasan tentang 8 (delapan) tempat suci dan mukjizat dalam kronologi hidup Buddha yang sampai saat ini masih dapat dikunjungi dan kabar baiknya adalah semakin tinggi kesadaran Negara India dan warga masyarakatnya untuk merawat situs-situs warisan Buddhis yang ada di sana sehingga semakin nyaman, bersih dan aman bagi peziarah ketika mengunjungi dan berziarah di tempat penting dan suci ini. 

Tentunya sebagai seorang buddhis yang berbakti haruslah bertekad untuk mengunjungi tempat-tempat suci ini sebagaimana diajarkan Buddha dalam Mahāparinibbānasuttaṃ

Share:

Komentar (0)

Belum ada Komentar.

Ubah Filter Konten
Informasi

Silakan Masuk dengan menggunakan aplikasi Android/IOS